Jumat 09 Dec 2022 13:17 WIB

Tanda Preeklamsia Bisa Dipantau dari Berat Badan Ibu Hamil, Jangan Tunggu Kaki Bengkak

Ibu hamil perlu mengenal tanda-tanda preeklamsia.

Ibu hamil (Ilustrasi). Jika sudah masuk ke fase komplikasi preeklamsia, kehamilan tidak bisa diteruskan.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu hamil perlu memperhatikan grafik kenaikan berat badannya. Ini penting demi menghindari bahaya kehamilan akibat preekalamsia atau hipertensi saat hamil.

"Kalau grafiknya naik melebihi yang seharusnya, itu tanda-tanda sudah mulai terjadi keluarnya cairan protein albumin dari pembuluh darah dan itu sudah terjadi di mana-mana," kata dokter spesialis kebidanan dan kandungan M Ilhamy dalam diskusi daring yang disiarkan melalui Instagram Radio Kesehatan, Kamis (8/12/2022).

Baca Juga

Dr Ilhamy menjelaskan bahwa pada proses kehamilan akan terjadi berbagai macam reaksi tubuh. Salah satunya adalah pembengkakan dari berbagai bagian tubuh akibat protein pembuluh darah dalam yang bernama albumin keluar ke jaringan sekitar dan menyebabkan jumlah air yang ada di pembuluh darah tersedot ke samping.

Pembengkakan yang patut diwaspadai yang biasa terjadi pada usia kehamilan di atas 22 minggu sebenarnya tidak hanya terjadi pada kaki, tetapi juga bisa terjadi pada paru-paru. Jika sudah mencapai fase tersebut, maka ibu hamil akan sulit bernapas. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kenaikan berat badan selama masa kehamilan.

"Jadi, jangan dijadikan kaki bengkak itu patokan yang utama, itu sudah kebablasan kalau terjadi kaki bengkak, sudah terlambat sebenarnya. Namun, daripada nggak ketemu ya kalau ada bengkak segera datang ke tenaga kesehatan," ucap dokter dari Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional RSAB Harapan Kita Jakarta ini.

Menurut dr Ilhamy, jika terlambat memeriksakan diri ke tenaga kesehatan, apalagi sudah sampai menyebabkan pandangan kabur dan nyeri di ulu hati serta disertai mimisan dan memar di kaki dan lengan, maka ibu hamil sudah masuk ke fase komplikasi preekalamsia. Itu artinya kehamilan tidak bisa diteruskan.

"Nah, kalau sudah terjadi seperti itu, kehamilan harus dihentikan karena itu sudah mengancam nyawa ibu, kapanpun itu ketemu. Apalagi kalau sudah disertai dengan kejang, kehamilannya tidak bisa diteruskan berapapun usia kehamilan, kita akan menyelamatkan ibunya dibanding anaknya," ucap dr Ilhamy.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement