Dicky menyatakan bahwa fenomena seperti itu tidak akan menjadi pandemi, karena sifatnya berupa penyalahgunaan obat dan lokalistik. Biasanya, itu hanya terjadi di wilayah tertentu di setiap negara.
"Kalau ada fenomena atau drugs baru kaitannya dengan penyalahgunaan obat, ini selalu hadir dan mereka selalu berusaha untuk menciptakan tren baru bagi produsen obat terlarang ini atau yang bergerak di bisnis ini agar dapat keuntungan," katanya.
Sebagai informasi, beberapa hari lalu beredar banyak foto di media sosial yang memperlihatkan banyak orang kejang atau tergeletak di jalanan. Banyak tunawisma meninggal dunia akibat overdosis. Kejadian tersebut disinyalir disebabkan oleh konsumsi obat fentanil berlebihan.
Kasus overdosis fentanil di Amerika Serikat (AS) telah menjadi sangat buruk sehingga beberapa kamar mayat kehabisan ruang. Fentanil merupakan obat antinyeri golongan opioid yang bekerja dengan cara memblokir sinyal rasa sakit pada sel saraf yang menuju otak.
Dari 6.000 kematian opioid sintetik pada 2015, kasusnya naik menjadi lebih dari 63 ribu pada 2021. Penyebab utamanya adalah overdosis fentanil. Dilansir laman New York Post, Kamis (25/8/2022), The Marion County Coroner’s Office di Indianapolis mengungkapkan, overdosis obat-obatan merupakan penyebab kamar mayat yang penuh sesak.
"Penyebab kematian non-alami yang paling umum adalah opioid, jumlahnya lebih banyak dari jumlah kasus pembunuhan dan kecelakaan lalu lintas,” kata Kepala Pemeriksa Medis Cook County, dr Ponni Arunkumar.
Kematian terkait opioid di Cook County meningkat hampir tiga kali lipat dari 675 pada 2015, menjadi hampir 2.000 pada tahun lalu. Sebagian besar terkait dengan fentanil.