REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekacauan Eropa di masa peperangan abad pertengahan tervisualkan dengan apik dalam film Medieval. Sinema Cheska berbahasa Inggris garapan sutradara Petr Jákl tersebut tayang di bioskop Indonesia mulai 23 November 2022.
Tokoh utama dalam film adalah sosok yang benar-benar hidup di abad ke-14, yakni prajurit bernama Jan Žižka (Ben Foster). Sinema ini mengusung genre drama sejarah, mengisahkan perjalanan Jan Žižka menjadi komandan militer yang dikenal meluas sebagai sosok tak terkalahkan dalam pertempuran.
Film berdurasi 125 menit ini diawali dengan adegan gerak lambat seekor kuda yang kakinya berderap di medan perang. Sebuah visual dramatis untuk memulai sinema peperangan yang penuh adegan berdarah. Tidak heran film diperuntukkan bagi penonton 17 tahun ke atas.
Setelah itu, film memuat narasi soal latar belakang waktu dan tempat terjadinya perang yang melibatkan Jan Žižka beserta timnya. Mereka semula bertugas mengawal dan melindungi seorang petinggi kerajaan yang terancam diserang saat menempuh suatu perjalanan.
Keterangan itu memang berguna, namun sekaligus membuat film ini terkesan cerewet dan kurang memanfaatkan visual untuk menjelaskan konflik yang ada dan terus bergulir. Sisi baiknya, aspek sinematografi dan transisi adegan sangat teliti, mendukung aspek artistik film.
Bisa dibilang, film kolosal ini sangat sadis. Banyak tampilan kekerasan yang membuat ngeri dan bergidik. Sebaiknya bersiap untuk menyimak pemenggalan brutal serta pembantaian warga tak bersalah. Itu semua terkesan sangat realistis.
Terlihat jelas betapa efektif dan efisiennya komando Jan Žižka dalam menggerakkan pasukannya. Adegan laga pertarungan pun menunjukkan Žižka sebagai petarung andal. Ada sisipan latar belakang keluarga dan kehidupan pribadi Žižka sehingga film juga terasa personal.
Dengan anggaran 20,3 juta dolar AS (sekitar Rp 317 triliun), Medieval menjadi film Cheska termahal yang pernah dibuat. Menonton Medieval bisa cukup melelahkan, dengan durasi panjang dan alur lambat, tapi film ini cukup menambah wawasan.
Sejak pertengahan film, mulai banyak belokan kisah menarik yang dipengaruhi pilihan kata hati para karakter dalam film. Itu bisa membuat penonton menjadi semakin penasaran mengenai akhir kisah sang ikon panglima perang di masa silam.