REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Spouse Program G20 menjadi salah satu rangkaian acara di G20. Program tersebut mempertemukan para pendamping kepala negara dengan Ibu Negara Republik Indonesia, Iriana Jokowi. Pertunjukan bertajuk "Food Theater" ditampilkan di program tersebut.
Pengarah kreatif Spouse Program G20, Celerina Judisari, menyampaikan bahwa Spouse Program G20 mengusung tema "The Journey, Indonesian Sustainable Living Culture". Pendamping kepala negara yang hadir di antaranya berasal dari Spanyol, Turki, Jepang, European Commission, Korea Selatan, dan Cina.
Konsep acara dibuat atas ide bersama dengan jajaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Sebagai pengarah kreatif, Celerina kemudian menerjemahkan konsep yang disepakati menjadi sebuah penampilan tari, musik, dan suguhan hidangan.
Sineas yang memproduseri film Kadet 1947 itu menjelaskan, pada "Food Theater", Ibu Negara menjamu makan siang para tamu dalam sebuah konsep sinergi antara penceritaan dan menu yang disajikan. Tema yang diusung adalah ketahanan pangan Indonesia untuk dunia.
Celerina menggabungkan tiga film pendek dengan pertunjukan panggung untuk menceritakan budaya makanan sebagai penampil awal setiap menu yang akan disuguhkan. Film pendek yang ditampilkan menceritakan hikayat Gulu dan Bhituka.
Gulu adalah anak burung elang laut yang mencari keberanian untuk terbang. Gulu juga mewakili G20. Karakter itu tampil di film dalam bentuk wayang, kemudian berubah menjadi sosok nyata anak elang di panggung melalui akting pemeran cilik Gamaliel Eleazar.
Sementara, Bhituka (akronim dari Bhineka Tunggal Ika) adalah burung garuda yang berjiwa penolong dan membantu Gulu menemukan keberaniannya. Adapun menu gastronomi yang dihidangkan mulai dari pembuka, menu utama, hidangan penutup, dan minuman.
Setiap menu mewakili ekosistem Indonesia, yaitu hutan hujan, pesisir laut, lahan gambut, dan lahan kering. Para pendamping kepala negara diajak ikut berpetualang bersama Gulu, melakukan perjalanan menyusuri tempat-tempat pangan Indonesia sebelum akhirnya para tamu menyantap langsung sajian dari bahan-bahan itu.
"Saya memosisikan makanan dan Gulu sebagai aktor utama dari "Food Theater". Kami melibatkan Helianti Hilman sebagai food culture consultant, Chef Wayan Kresna Yasa, Chef Petty Elliot, dan Chef Amaury Belkhantar yang bersinergi membuat menu berdasarkan kisah ketahanan pangan. Jadi semuanya saling melengkapi," ujar Celerina lewat pernyataan resminya.
Dia optimistis "Food Theater" dapat mempromosikan kekayaan alam Indonesia yang dapat menjadi penopang kehidupan masyarakat Indonesia karena dapat diolah menjadi makanan yang penuh gizi dan lezat. Misalnya, sorgum, mandai cempedak, lontar, jewawut, dan lain-lain.
"Acara menjadi sangat intimate karena memang tujuannya adalah pertemuan yang akrab untuk dapat saling menginspirasi. Oleh karenanya, unsur rasa menjadi penting. Rasa dari seluruh indra manusia yang menghasilkan rasa dari perasaan. Ada jiwanya di 'Food Theater'," kata Celerina.