Rabu 02 Nov 2022 00:30 WIB

146 Vial Obat Gagal Ginjal Akut Didistribusikan ke 17 RS di Indonesia

Saat ini, masih tersedia 100 vial obat gagal ginjal akut yang akan didistribusikan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nora Azizah
146 vial obat penawar gangguan ginjal akut pada anak (GGAPA) Fomepizole didistrubusikan ke 17 rumah sakit di Indonesia.
Foto: www.maxpixel.com
146 vial obat penawar gangguan ginjal akut pada anak (GGAPA) Fomepizole didistrubusikan ke 17 rumah sakit di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril menyampaikan pihaknya telah mendistribusikan 146 vial obat penawar gangguan ginjal akut pada anak (GGAPA) Fomepizole ke 17 rumah sakit di Indonesia. Saat ini masih tersedia 100 vial yang akan didistribusikan sesuai kebutuhan dan permintaan.

"Sampai 31 Oktober 2022, kami sudah mendatangkan total 246 vial obat Fomepizole ke Indonesia. 146 vial di antaranya sudah disebarkan ke 17 rumah sakit," kata Syahril dalam Konferensi Pers secara daring, Selasa (1/11/2022).

Baca Juga

Lebih lanjut Syahril merincikan distribusi 146 vial Fomapizole tersebut. Sebanyak 76 vial diberikan ke rumah sakit di Provinsi DKI Jakarta; RSCM, Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, RSUP Fatmawati.

Kemudian sebanyak 9 vial di provinsi Jawa Barat dan didistribusikan ke RSUD M Hafiz, RSUP Hasan Sadikin, dan RSUD Dr Soetomo. Sebanyak 4 vial di provinsi Jawa Timur yakni untuk RSUD Syaiful Anwar, dan RSUD Bangil.

"Dua vial ke RSUP Ngurah Rai, Bali, lima vial ke RSUP dr Sardjito DIY," ungkap Syahril.

Selanjutnya sebanyak 9 vial diberikan ke RSUD Dr Zainoel Abidin di Provinsi Aceh; 20 vial diberikan ke RSUP M Jamil di Sumatera Barat; sembilan vial ke RSUP HAM di Provinsi Sumatera Utara; dua vial ke RSUD Soedarso di Kalimantan Barat, enam vial ke RSUP Wahidin di Sulawesi Selatan, dua vial ke RSUD Kuala Pembuang di Kalimantan Tengah, dan dua vial ke RSUP M Husin di Sumatera Selatan.

"Obat antidotum atau penawar ini didatangkan dari Singapura, Australia, Jepang sejumlah 246 vial dibagikan ke 17 rumah sakit yang sedang rawat pasien gangguan ginjal akut," katanya.

Syahril menjelaskan salah satu gejala yang paling terlihat adalah penurunan volume buang air kecil (BAK). Kewaspadaan patut dilakukan apabila anak berusia kurang dari 18 tahun mengalami gejala oliguria (air kencing sedikit) maupun anuria (tidak ada air kencing sama sekali).

Orang tua juga harus memantau jumlah dan warna urine yang pekat atau kecoklatan pada anak. Ia menjelaskan, apabila urine berkurang atau berjumlah kurang dari 0,5ml/kgBB/jam dalam 6-12 jam atau tidak ada urine selama 6-8 jam, maka pasien harus segera dirujuk ke rumah sakit. Karena , kerusakan ginjal ditandai dengan tidak adanya produksi urine.

"Fomepizole adalah obat untuk penawar terhadap gangguan ginjal. Sebaiknya diberikan seawal mungkin pada saat pasien diketahui ada suatu keracunan obat," katanya.

Apabila sudah mencapai stadium berat, kata Syahril, akan sulit disembuhkan oleh Fomepizole. "Semakin cepat, akan semakin baik. Tanpa obat penawar, proses perburukannya cepat sekali, hitungannya tidak lebih dari satu atau dua pekan," katanya.

Hingga Senin (31/10/2022) tercatat sudah ada 304 kasus yang teridentifikasi di 27 Provinsi. Fatality rate atau tingkat kematian kasus ini mencapai 52 persen.

Kemudian dalam perawatan 46 kasus, meninggalnya ada 159 kasus atau 52 persen, dan sembuh 99 kasus. Provinsi DKI Jakarta menjadi provinsi tertinggi temuan kasus dan kematian akibat GGAPA. Tercatat 74 kasus terkonfirmasi di DKI Jakarta dengan 29 kematian.

Baca juga : Gangguan Gagal Ginjal Akut Bisa Terjadi pada Semua Orang, tak Hanya Anak-Anak

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement