REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar kesehatan Universitas Airlangga (Unair) dr Annette d’Arqom menanggapi keresahan masyarakat akan kandungan etilen glikol pada obat sirup yang disebut-sebut menjadi penyebab gangguan ginjal akut pada anak. Ia pun menyarankan, ketika anak mengalami gejala tidak enak badan seperti demam, agar menggunakan terapi non farmakologis dahulu.
"Seperti kompres, istirahat yang cukup, dan minum madu atau bahan alami lainnya. Bila dirasa perlu mengonsumsi obat beli obat bebas atau bebas terbatas dalam sediaan tablet," kata Annette, Senin (31/10/2022).
Annette melanjutkan, ketika anak sudah pernah mengonsumsi obat sirop yang mengandung etilen glikol, orang tua diharapkan tidak panik. Hal yang harus dilakukan adalah mengingat kembali kapan anak mengonsumsi obat tersebut.
Apabila waktu konsumsi sudah lebih dari satu bulan, anak masih sehat dan dapat menjalani aktivitas seperti biasa maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tetapi, jika konsumsi obat masih dalam jangka waktu satu atau dua pekan, maka orang tua dianjurkan untuk memantau tanda dan gejala yang dapat terjadi pada anak.
“Gejala yang bisa terjadi itu seperti mual, muntah, diare. Kemudian perhatikan frekuensi buang air kecil dan warnanya,” ujarnya.
Selain itu, ia menyarankan agar memberikan anak cairan yang cukup. Jika muncul tanda dan gejala maka bawalah ke dokter atau pelayanan kesehatan terdekat. Kemasan obat yang diduga menjadi penyebabnya disarankan untuk dibawa agar petugas kesehatan dapat memahaminya.
Annette juga menyarankan peralihan dari obat sirup menjadi puyer dalam merespon peristiwa ini. Perbedaan obat sirup dan puyer adalah pada kandungan pemanis. Obat puyer rasanya lebih pahit dibanding obat sirup, sehingga orang tua lebih memilih sediaan sirup agar lebih mudah diberikan kepada anak.