REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan farmasi Aurobindo Pharma USA menarik dua obat hipertensi yang mereka produksi, yaitu tablet quinapril dan hydrochlorothiazide. Penarikan ini dilakukan karena kedua obat tersebut berpotensi memicu kanker.
Quinapril dan hydrochlorothiazide bisa meningkatkan risiko kanker karena memiliki kandungan nitrosamine yang tinggi. Nitrosamine merupakan senyawa organik yang sebenarnya berada dekat dengan kehidupan manusia dalam keseharian.
Nitrosamine atau N-nitroso-quinapril dalam kadar yang rendah biasa ditemukan di dalam air dan makanan, termasuk daging panggang, produk susu, dan sayur. Akan tetapi, Food and Drug Administration (FDA) mengungkapkan bahwa paparan nitrosamine dalam kadar yang tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko kanker.
Sejauh ini, FDA mengatakan belum ada kasus berat yang berkaitan dengan penggunaan quinapril dan hydrochlorothiazide. Akan tetapi, FDA mengimbau agar pasien hipertensi yang diresepkan kedua obat ini menjadi lebih waspada.
FDA menganjurkan para pasien hipertensi untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai kelanjutan penggunaan obat mereka. Konsultasi juga perlu dilakukan untuk mendiskusikan alternatif obat lain yang mungkin bisa mereka gunakan.
"Pasien perlu menghubungi dokter atau penyedia layanan kesehatan mereka mengenai bisa atau tidaknya melanjutkan penggunaan obat mereka," ujar FDA, seperti dilansir USA Today, Jumat (28/10/2022).
Mengenal Hipertensi
Hipertensi merupakan sebuah kondisi yang terjadi ketika tekanan darah mengalami peningkatan. Hipertensi yang dibiarkan dan tak dikelola bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, otak, hingga ginjal.
WHO mengestimasikan ada sekitar 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di dunia yang mengidap hipertensi. Sekitar dua pertiga di antaranya hidup di negara berpendapatan rendah dan sedang.
Hipertensi kerap dijuluki sebagai "pembunuh diam-diam" karena banyak penderita hipertensi yang tak sadar akan kondisi mereka. Hal ini bisa terjadi karena hipertensi kerap tak menunjukkan gejala berarti.
"Sekitar 46 persen orang dewasa dengan hipertensi diestimasikan tak sadar bahwa mereka memiliki kondisi tersebut," jelas WHO.
Agar kondisi hipertensi bisa ditemukan lebih dini, salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin. Hipertensi dapat terdiagnosis bila tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi dan/atau tekanan darah diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih. Pengukuran tekanan darah ini perlu dilakukan dalam dua hari yang berbeda menurut WHO.