REPUBLIKA.CO.ID, BUSAN -- Konser gratis BTS bertajuk "BTS Yet to Come in Busan" berhasil terselenggara dengan megah, Sabtu (15/10/2022). Tujuh anggota BTS kembali menyapa ARMY dalam mendukung Korea Selatan (Korsel) menjadi menjadi tuan rumah World Expo 2030 di kota pelabuhan selatan.
Menurut Yonhap, konser gratis menarik penonton sekitar 52 orang di Stadion Utama Asaid Busan. Otoritas Kota Metropolitan Busan memperkirakan 100 ribu orang akan memenuhi Busan. Banyak penggemar menonton acara tersebut secara langsung di layar besar yang dipasang di beberapa tempat di sekitar Busan.
Menurut pantauan Republika langsung dari Busan, Korsel, stadium utama Asaid dipadati ARMY yang tak hanya berasal dari Korsel namun juga dari berbagai negara. ARMY banyak berasal dari Amerika Serikat (AS), Brazil, Filipina, Jepang, Indonesia, Cina dan lain sebagainya.
"Saya datang dari Filipina karena saya mendapatkan tiket raffle dari Weverse," kata Jennie (25 tahun) kepada Republika.
"Sangat tidak sabar untuk melihat dengan kasat mata para tujuh laki-laki kebanggaan kita semua," kata ARMY lain asal Thailand, Nat (29).
Puluhan ribu ARMY tampaknya sangat antusias melihat RM, Jin, Suga, J-hope, Jimin, V dan Jungkook menampilkan penampilan terbaik mereka di atas panggung. Sejak pukul 07.00 waktu Busan, ARMY telah siap memenuhi stadium utama.
Selain konser utama, banyak stand di sekitar stadion yang menawarkan freebies atau kuis berhadiah merchendise BTS. Para ARMY pun banyak yang antusias mencoba peruntungannya.
Konser dimulai pukul 18.00 waktu Busan dengan dibuka oleh penampilan energik dari lagu lama mereka yang sudah lama tak dibawakan, yakni "MIC DROP." Hentakan kaki j-hope yang khas diawal lagu membut ARMY histeris sambil mengayunkan ARMY Bomb (light stick) mereka.
Lagu kedua, yang tak disangka-sangka ARMY adalah "Run BTS." Penampilan BTS untuk lagu yang baru rilis Juni lalu ini adalah untuk pertama kalinya dibawakan tujuh anggota bersama dengan koreografinya.
Para ARMY mulai dari sisi tribun hingga depan panggung tak terelakan menghentakan kaki, kepala dan ARMY Bomb mereka. "Selamat datang di Busan," kata Jungkook setelah beberapa lagu.
Konser Yet to Come in Busan mengikuti pengumuman tujuh anggota band tentang masa hiatus mereka pada Juni dari kegiatan musik grup untuk mengejar proyek solo. Pengumuman itu memang sangat menimbulkan pertanyaan tentang masa depan band.
Sebab anggota tertua BTS, Jin, yang akan berusia 30 tahun tahun depan akan mengahadapi wajib militer Korsel. Menteri Pertahanan Korsel pada Agustu lalu mengataka, BTS mungkin masih dapat tampil di luar negeri saat bertugas di militer.
Di bawah revisi undang-undang 2019, bintang K-pop yang diakui secara global diizinkan untuk menunda dinas mereka hingga usia 30 tahun. Dinas militer memang sangat kontroversial di Korsel terlebih bagi artis k-pop.
Semua pria berbadan sehat berusia antara 18 dan 28 harus memenuhi tugas mereka sebagai bagian dari upaya negara untuk mempertahankan diri dari Korea Utara yang memiliki senjata nuklir.
"Jika ketujuh anggota BTS merasakan hal yang sama dan jika kalian memiliki kepercayaan pada kami, kami akan mengatasi apa pun yang terjadi pada kami di masa depan dan kami akan tampil bersama kalian dan membuat musik. Tolong percaya pada kami," ungkap leader BTS RM kepada penggemar selama konser.
Empat negara, termasuk Korsel, Italia, Ukraina dan Arab Saudi, telah mengajukan pencalonan yang bersaing untuk menyelenggarakan World Expo 2030, menurut badan penyelenggara pameran Bureau International des Expositions (BIE). Negara tuan rumah World Expo 2030 diperkirakan akan terpilih tahun depan.
Pada Juli, BTS dinobatkan sebagai duta resmi untuk World Expo 2030 di Busan, lebih dari 300 km (190 mil) tenggara ibu kota Seoul. BTS memulai debutnya pada Juni 2013 dan menjadi boy band paling terkenal di seluruh dunia dengan hits dan kampanye sosialnya yang bertujuan memberdayakan kaum muda.
Tahun lalu, BTS menjadi band Asia pertama yang memenangkan Artist of the Year di American Music Awards. Kelompok tersebut bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih pada bulan Mei untuk membahas kejahatan kebencian terhadap orang Asia.