Sabtu 15 Oct 2022 00:10 WIB

Kasus Gangguan Ginjal Akut Anak Dilaporkan ke WHO, Tercatat 152 Pasien

Hingga kini IDAI catat 152 kasus gangguan ginjal akut anak terjadi di Indonesia.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nora Azizah
Hingga kini IDAI catat 152 kasus gangguan ginjal akut anak terjadi di Indonesia.
Foto: www.freepik.com.
Hingga kini IDAI catat 152 kasus gangguan ginjal akut anak terjadi di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan RI melaporkan kasus gangguan ginjal akut misterius pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) total ada 152 pasien anak dengan gangguan ginjal akut misterius hingga Jumat (14/10/2022).

Hingga kini, belum diketahui penyebab gangguan ginjal akut misterius. Beberapa dugaan yang muncul terkait kemungkinan keracunan obat, hingga infeksi MIS-C atau peradangan multisistem pada anak. Plt Direktur Pelayanan Kesehatan Primer dr Yanti Herman menyebut pemerintah melakukan komunikasi dengan WHO terkait investigasi yang dilakukan.

Baca Juga

"Koordinasi dengan WHO untuk melihat bersama-sama kasus acute kidney injury (AKI) di indonesia, kami sedang melaporkan ke WHO terkait dengan hal ini," ujarnya dalam Konferensi Pers secara daring, Jumat.

Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengungkapkan, 152 kasus tersebut tersebar di 16 provinsi. Temuan kasus terbanyak terjadi di DKI Jakarta dengan 49 kasus, kemudian Jawa Barat 24 kasus, dan Sumatera Barat 21 kasus.

"Sejak pertengahan September 2022, IDAI telah berkoordinasi dalam rapat mingguan bersama ketua-ketua IDAI cabang dan mendapatkan laporan dari anggota terkait dengan adanya peningkatan kasus anak dengan gangguan ginjal akut yang progresif," kata Piprim.

Dari 152 pasien tersebut, terbanyak dari kelompok usia 1-5 tahun, yakni 75 kasus.Kemudian 35 kasus pada anak usia 0-1 tahun dan 24 kasus pada anak usia 5-10 tahun. Kasus ini juga ditemukan 18 kasus pada golongan usia di atas 10 tahun.

Namun, Piprim menyatakan data yang dimiliki IDAI  belum tentu representatif menggambarkan seluruh kasus di Indonesia. Pasalnya, ada sejumlah rumah sakit di daerah yang enggan melaporkan, sehingga perubahan data masih sangat dinamis

"Memang yang namanya laporan anggota mungkin tidak representatif untuk menangkap semua ya, tergantung teman-teman melaporkan apa tidak. Karena terus terang ada rumah sakit yang alasannya confidential, sehingga kami tak bisa mendatanya, misalnya dari Jawa Timur itu," ujarnya.

Gangguan ginjal akut misterius merupakan kondisi penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara tiba-tiba. Penyakit ini memicu sejumlah gejala awal seperti diare, demam, dan batuk-pilek. 

Frekuensi buang air kecil yang menurun jadi salah satu tanda utama yang perlu diperhatikan orang tua. Anak setidaknya buang air kecil 5-6 kali dalam sehari. Hingga kini, sambung Piprim, IDAI belum mengetahui secara pasti penyebabnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement