Ahad 09 Oct 2022 10:17 WIB

Pandemi Covid-19 Bikin Dewasa Muda Lebih Neurotik

Orang dewasa berusia 18 hingga 30 tahun jadi lebih neurotik sejak mengalami pandemi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Peneliti menemukan peningkatan signifikan dalam neurotisisme untuk kelompok dewasa muda di AS pada saat pandemi Covid-19.
Foto: www.pixabay.com
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Peneliti menemukan peningkatan signifikan dalam neurotisisme untuk kelompok dewasa muda di AS pada saat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 sepertinya telah mengubah kepribadian pada skala populasi yang luas, terutama untuk orang dewasa muda di AS. Hal ini merujuk pada sebuah penelitian yang diterbitkan di PLOS One.

Orang dewasa antara usia 18 hingga 30 rata-rata lebih neurotik, kurang menyenangkan, dan kurang teliti setelah hidup melalui tahun pertama pandemi. Itu berdasarkan analisis penilaian kepribadian yang dilakukan sebelum dan setelah 2020.

Baca Juga

Para peneliti menganalisis data dari studi Understanding America, sebuah survei daring terhadap lebih dari tujuh ribu orang dewasa di AS. Peserta menyelesaikan penilaian sifat kepribadian lima faktor saat pendaftaran (antara 2014 hingga 2020) dan sekali lagi setelah pandemi Covid-19 dimulai.

Model lima faktor banyak digunakan dalam studi tentang ciri-ciri kepribadian yang bertahan dari waktu ke waktu. Sejak 1980-an, psikolog telah menggunakan lima dimensi dasar yakni ekstraversi, neurotisisme, keterbukaan terhadap pengalaman, keramahan, dan kesadaran, untuk menggambarkan kepribadian.

Ciri-ciri ini relatif stabil pada individu, tetapi pergeseran kecil biasanya terjadi seiring bertambahnya usia. Menurut penulis utama studi, Angelina Sutin, individu cenderung menjadi kurang sensitif terhadap stres, kurang terbuka dan ekstrover, tetapi lebih menyenangkan dan disiplin saat mereka dewasa.

"Ini adalah perubahan yang sangat bertahap dari waktu ke waktu. Seseorang tidak akan berubah dari ekstrover menjadi introver dalam waktu singkat," kata Sutin, seorang profesor di Fakultas Kedokteran di Florida State University, seperti dikutip dari Insider, Ahad (9/10/2022).

Namun, perubahan itu tampaknya semakin cepat selama pandemi, menghasilkan pergeseran yang setara dengan sekitar satu dekade perubahan kepribadian normatif. Pergeseran itu terutama terlihat pada orang-orang muda.

Para peneliti mengamati relatif sedikit perubahan dalam kepribadian seluruh populasi antara penilaian prapandemi dan 2020. Tetapi, data dari 2021–2022 menunjukkan perubahan kecil dalam ekstraversi, keterbukaan, keramahan, dan kesadaran.

Neurotisisme, sifat kepribadian yang paling erat kaitannya dengan kecemasan dan depresi, tampaknya sedikit menurun pada tahun 2020, dan tetap stabil pada tahun kedua pandemi. Tetapi, ketika para peneliti melihat data berdasarkan kelompok usia, mereka menemukan peningkatan signifikan dalam neurotisisme untuk kelompok dewasa muda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement