REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Cabang Banten dr Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK menyarankan keluarga membiasakan makan bersama setidaknya sekali dalam sehari dengan nutrisi seimbang. Aktivitas makan bersama guna mendorong pola makan sehat.
"Hal ini dapat menjadi sarana bagi anak-anak untuk melihat orang tua sebagai contoh yang baik dalam menerapkan pola makan sehat," ujar dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah melalui keterangan tertulisnya, Selasa (4/10/2022).
Juwita yang menamatkan gelar magister ilmu gizi dan spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengatakan, penerapan pola makan sehat dapat mencegah timbulnya penyakit, terutama penyakit tidak menular seperti tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, kanker, dan lainnya. Selain itu, pola makan yang sehat juga dapat meningkatkan kesehatan, menjaga kebugaran dan meningkatkan produktivitas seseorang.
Menurut Juwalita, agar keluarga sebagai lingkup sosial terkecil masyarakat dapat menerapkan pola makan sehat, perlu edukasi kepada orangtua sebagai penyedia atau pengatur menu makanan di rumah. "Selain itu, orangtua juga berperan sebagai role model bagi anak-anaknya dalam menerapkan pola hidup sehat," kata dia.
Cara yang bisa dilakukan untuk memberikan edukasi pola hidup sehat kepada orangtua dapat dimulai dari pendidikan pranikah yang membahas pendidikan gizi keluarga. Edukasi juga dapat diberikan melalui informasi di televisi maupun media sosial dengan bahasa yang mudah dimengerti.
"Selain kepada orangtua, topik hidup sehat dan pola makan sehat sebaiknya juga masuk ke dalam kurikulum pada setiap jenjang pendidikan anak," tutur Juwalita.
Berkaca pada pandemi COVID-19 yang sudah melanda hampir tiga tahun terakhir, Juwalita mencatat masyarakat saat ini lebih sadar untuk memasukkan nutrisi penting ke dalam diet harian. Namun, sebagian besar mereka hanya mengonsumsi nutrisi dalam bentuk suplemen dan tidak diikuti dengan pola makan yang lebih baik.
Hal ini terlihat dari semakin tingginya angka masyarakat yang mengalami peningkatan berat badan yang berlebihan. Kondisi ini juga didorong oleh kebiasaan berkirim makanan dan kemudahan memesan makanan secara daring.