REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog keluarga dan pernikahan Yulistin Puspaningrum mengatakan anak di bawah umur yang mengalami pelecehan seksual bisa mengalami gangguan psikologis. Anak bisa didera depresi berat hingga terpikir bunuh diri.
"Dari sisi mental bisa saja anak jadi depresi, rentan, kemudian malu, kemudian kalau sampai depresi banget bisa muncul keinginan untuk bunuh diri," ucap Yulistin saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin (3/10/2022).
Yulistin mengatakan usia tersebut masih rentan sehingga bisa sangat berpengaruh ke kondisi mentalnya. Dari sisi fisik pun anak secara biologis belum siap dan akan mengalami rasa sakit.
Menurut Yulistin, anak yang menjadi korban pelecehan seksual bisa terlihat murung dan sangat ketakutan. Ia pun menyarankan guru melakukan pencegahan di sekolah seperti mendampingi ketika ada ada permainan yang melibatkan lawan jenis.
"Pencegahannya kalau, misalnya ada permainan atau kegiatan yang melibatkan laki-laki dan perempuan itu harus ada pengawasnya. Kalau ke kamar mandi, perlu ada guru yang sesekali memeriksa kondisi toilet," ucapnya.
Selain itu, menurut Yulistin, anak harus diajarkan cara menjaga diri dan tubuhnya. Caranya ialah dengan mengenalkan anggota tubuh mana yang tidak boleh dipegang orang lain.
"Nah, ini bisa dipraktikkan dengan boneka, bagian-bagian mana yang tidak boleh dipegang, meskipun dengan orang terdekat," katanya.
Pendidikan seksualitas diajarkan baik oleh orang tua maupun guru di sekolah. Jika pelecehan seksual terjadi pada anak, ayah dan ibu harus bisa menenangkan anak dan mengatakan bahwa peristiwa tersebut bukan kesalahannya dan tetap mendampingi anak.
"Anak ditenangkan dulu, sudah tenang disampaikan saja bahwa peristiwa itu bukan karena kesalahanmu, kan anak kadang menyalahkan diri sendiri," ucap Yulistin.