Selasa 27 Sep 2022 04:05 WIB

Alami Nyeri Kronis Seperti Lady Gaga? Jangan Menyerah, Ini 5 Cara Mengelolanya

Lady Gaga menderita fibromyalgia yang ditandai dengan nyeri kronis.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Penyanyi dan aktris Lady Gaga menderita fibromyalgia yang membuatnya kerap didera nyeri hebat.
Foto: EPA-EFE/NEIL HALL
Penyanyi dan aktris Lady Gaga menderita fibromyalgia yang membuatnya kerap didera nyeri hebat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nyeri kronis merupakan masalah jangka panjang yang dialami oleh jutaan orang di dunia, termasuk penyanyi sekaligus aktris Lady Gaga. Bila tak dikelola dengan baik, nyeri kronis bisa membuat penderitanya kesulitan untuk beraktivitas.

Dalam kasus Lady Gaga, wanita berusia 36 tahun ini mengalami masalah nyeri kronis di seluruh bagian tubuhnya. Nyeri yang dia rasakan ini disebabkan oleh kondisi bernama fibromyalgia.

Baca Juga

Fibromyalgia adalah sebuah gangguan yang ditandai dengan nyeri muskuloskeletal yang meluas dan disertai dengan keluhan lain, seperti kelelahan serta masalah tidur, daya ingat, dan suasana hati. Para ahli meyakini bahwa fibromyalgia dapat membuat sensasi rasa nyeri terasa lebih hebat dengan cara memengaruhi cara kerja otak dan saraf tulang belakang dalam memproses sinyal nyeri dan tidak nyeri.

Secara umum, nyeri kronis adalah nyeri yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Seseorang bisa dikatakan mengalami nyeri kronis bila mengalami keluhan nyeri yang berlangsung selama 12 pekan atau lebih.

Rasa nyeri ini bisa hilang untuk sementara waktu, namun kembali kambuh di lain hari. Nyeri kronis bisa muncul dalam berbagai bentuk. Namun jenis nyeri kronis yang paling banyak dikeluhkan menurut Nice adalah nyeri punggung (53 persen), sakit kepala (48 persen), dan nyeri sendi (46 persen).

Sekitar 38 persen wanita dan 40 persen pria diketahui terdampak oleh nyeri kronis. Meski dua pertiga penderita nyeri kronis adalah lansia berusia di atas 75 tahun, kondisi ini juga bisa dialami oleh semua kelompok usia, termasuk anak-anak.

"Kondisi ini sangat berbeda dengan nyeri akut (jangka pendek) yang Anda rasakan akibat cedera dan bisa hilang dengan obat atau terapi," ungkap spesialis nyeri kronis Dr Amanda Dee, seperti dilansir The Sun, Senin (26/9/2022).

Pada sebagian orang, nyeri kronis bisa mengalami kekambuhan apabila terpapar oleh pemicu (trigger). Namun, ada pula keluhan nyeri kronis yang bisa kambuh tanpa diketahui apa pemicunya.

Terlepas dari apa pun pemicunya, Dr Dee menekankan pentingnya mengelola nyeri kronis demi kesejahteraan hidup penderitanya. Seperti diketahui, keluhan nyeri yang datang terus-menerus bisa membuat seseorang menderita secara fisik dan juga mental.

Secara mental, masalah nyeri kronis bisa membuat penderita merasa terisolasi. Selain itu, satu dari lima penderita penyakit kronis yang memiliki pemikiran bunuh diri.

"Kondisi ini bisa memengaruhi kualitas hidup bila penderita tak mendapatkan pertolongan yang tepat," jelas Dr Dee.

Salah satu terapi pengobatan yang biasanya diberikan dokter kepada pasien nyeri kronis adalah obat pereda nyeri berkekuatan tinggi. Di samping obat-obatan, Dr Dee mengatakan ada beberapa cara holistik yang bisa dilakukan untuk membantu penderita nyeri kronis.

"Nyeri kronis tak bisa disembuhkan, namun bisa dikelola," jelas Dr Dee.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement