REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong pelaku usaha lokal, khususnya yang bergerak di sektor pariwisata untuk meningkatkan kualitas. Hal ini untuk menjawab perkembangan global dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang ada di desa-desa wisata.
Hal tersebut ditekankan Kemenparekraf saat membuka pelatihan tahap pertama di kawasan Destinasi Super Prioritas Danau Toba, meliputi Kabupaten Karo, Kabupaten Toba, dan Kabupaten Tapanuli Utara. Plt Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Frans Teguh menyoroti lebih jauh pentingnya adaptasi agar langkah yang diambil relevan dengan perkembangan pariwisata saat ini.
“Ada kebutuhan baru yang harus kita perhatikan agar pariwisata kita lebih berkualitas dengan produk yang lebih inovatif, kualitas pelayanan yang lebih prima, dan pengelolaan pariwisata yang lebih ramah lingkungan,” kata Frans, Kamis (22/9).
Ia menegaskan, saat ini orientasi pengembangan sektor kepariwisataan lebih ditujukan untuk pengembangan pariwisata berkualitas. Oleh karena itu, sumber daya manusia memiliki andil besar dalam menghadirkan pengalaman terbaik bagi wisatawan melalui kompetensi yang dimiliki.
“Kompetensi bagi para pelaku pariwisata, meliputi peningkatan kapasitas atau kemampuan, penambahan pengetahuan, dan membangun perilaku profesional,” jelas Frans
Program pelatihan pengembangan inovasi produk wisata dan kapasitas parekraf digelar untuk tahap pertama di Kawasan Danau Toba dan berlangsung pada 21-27 September 2022. Pelatihan ini melibatkan 90 pelaku pariwisata dari enam desa wisata, yaitu Desa Wisata Lumban Silintong, Siboruon, dan Silalahi Pagar Batu (Kabupaten Toba), Desa Wisata Papande (Kabupaten Tapanuli Utara), serta Desa Wisata Merek dan Tongging (Kabupaten Karo).
Pelatihan ini merupakan menjadi tahap lanjutan dari rangkaian Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 yang pada 2022 menyasar 65 desa wisata dan 90 desa wisata pada 2023. Pelatihan yang dberikan meliputi tiga paket. Pelatihan paket A mengenai pengembangan inovasi produk pariwisata, pelatihan B terkait paket wisata, homestay, kuliner dan cinderamata. Adapun pelatihan C terkait kewirausahaan dan manajemen bisnis.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno sebelumnya menyampaikan, potensi desa wisata dapat digali melalui dua aspek, yakni produk wisata seperti potensi alam dan budaya, serta aspek SDM Pariwisata.