Jika seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan norma sosial, ia akan mengalami cancel culture. Cancel culture adalah budaya pengenyahan, penolakan, atau boikot massal saat seseorang dikeluarkan dari lingkaran sosial, baik di media sosial, dunia nyata, maupun keduanya.
Dalam situasi ini, dukungan sosial yang muncul akan berbeda. Seseorang sulit mencari teman dan mudah merasa kesepian karena jarang bertemu langsung dengan orang lain. Percakapan daring memiliki kedalaman yang berbeda sehingga kebutuhan relasi sulit tercapai.
"Kesepian memengaruhi seseorang dalam mengenal dirinya dengan baik," kata Kristi.
Padahal, untuk menjadi dewasa, seseorang harus mengenal dirinya untuk mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkannya. Tantangan yang dihadapi anak muda saat ini lebih besar karena semakin jauh dari hal-hal yang bersifat alamiah.