Sabtu 03 Sep 2022 01:11 WIB

Laba-Laba Paling Berbahaya di Dunia, Gigitannya Ada yang Bisa Bikin Meninggal

Laba-laba mana di seluruh dunia yang menimbulkan risiko terbesar bagi manusia?

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Empat jenis laba-laba paling berbahaya di dunia. (Ilustrasi)(AP/Kirsty Wigglesworth)
Empat jenis laba-laba paling berbahaya di dunia. (Ilustrasi)(AP/Kirsty Wigglesworth)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa gigitan laba-laba bisa berbahaya bagi manusia, bahkan dapat menyebabkan kematian. Laba-laba mana di seluruh dunia yang menimbulkan risiko terbesar bagi manusia?

Meskipun hampir semua laba-laba berbisa, diperkirakan kurang dari satu persen dari sekitar 50 ribu spesies laba-laba yang diketahui memiliki racun berefek buruk pada manusia. Pensiunan ahli entomologi dan ahli laba-laba, Rick Vetter, yang sebelumnya berafiliasi dengan University of California, Riverside, mengatakan sangat sedikit laba-laba yang mampu menembus kulit manusia dengan gigitannya. Dari spesies yang bisa, hanya beberapa yang memiliki racun sangat berbahaya.

Berikut empat kategori laba-laba paling mematikan di dunia, menurut Vetter, seperti dikutip dari laman Newsweek, Jumat (2/9/2022):

1. Laba-laba jaring corong

Laba-laba jaring corong Sydney (Atrax robustus) mungkin yang paling berbahaya dari kelompok ini karena menyebabkan kematian, setidaknya 13, di antara kelompok laba-laba ini di Australia. Telah banyak gigitan serius secara medis, menurut Museum Australia.

Semua kematian yang tercatat adalah akibat gigitan dari individu jantan Atrax robustus. Racun jantan mengandung zat yang dapat sangat memengaruhi sistem saraf manusia dan monyet, tetapi tidak pada mamalia lain.

2. Laba-laba Widow (Latrodectus species) 

Ada lebih dari 30 spesies, hewan ini bisa ditemukan di setiap benua kecuali Antartika. Racun laba-laba widow mengandung neurotoksin yang dikenal sebagai alpha-latrotoxin. Ini bisa memengaruhi sistem saraf dan dapat menyebabkan gejala seperti nyeri, kemerahan, serta bengkak di sekitar lokasi gigitan. Kemudian kram perut, mual dan muntah, tremor, serta berkeringat.

Gigitan laba-laba betina cenderung menimbulkan lebih banyak risiko bagi manusia dibandingkan jantan. Dalam kasus yang sangat jarang, gigitannya dapat menyebabkan kematian. 

3. Laba-laba kelompok Phoneutria

Laba-laba ini ditemukan di kawasan hutan Amerika Selatan dan beberapa bagian Amerika Tengah. Jenis ini juga memiliki racun yang sangat mematikan bagi manusia.

Racun ini memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan gejala seperti nyeri, berkeringat, air liur, masalah jantung, gangguan penglihatan, bahkan priapisme (atau dengan kata lain, ereksi penis yang berkepanjangan), menurut Vetter.

Laba-laba ini juga dikenal sebagai laba-laba pisang karena kadang-kadang ditemukan di daun pisang. Arakhnida besar yang panjangnya mencapai enam inci ini telah menyebabkan sejumlah kecil kematian. Dalam kasus di mana kematian telah terjadi, penyebabnya biasanya adalah henti napas.

4. Laba-laba pertapa (Loxosceles species) 

Laba-laba pertapa banyak ditemukan di berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Utara. Gigitan laba-laba ini dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai loxoscelism yang ditandai dengan perkembangan lesi kulit nekrotik dan dapat menyebabkan kematian. Sering kali terjadi pada kelompok berisiko tinggi seperti anak-anak. Sebagian besar gigitan pertapa ringan atau biasa-biasa saja.

Banyak ahli menganggap laba-laba pertapa Chili (Loxosceles laeta) sebagai yang paling berbahaya dari kelompok ini. Satu studi yang meneliti lebih dari 200 kasus gigitan pertapa Chili antara tahun 1955 dan 1988 menemukan bahwa pasien mengalami loxoscelism sistemik di sekitar 15 persen kasus, sementara sekitar empat persen kasus mengakibatkan kematian. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement