CEO dan Co-Founder MABAR.com, Aziz Hasibuan, menilai wadah e-sports dapat menjawab kekhawatiran orang tua maupun guru terkait dampak bermain gim. Sebab, ada sejumlah perbedaan mendasar dari bermain gim secara kompetitif dan kasual.
Pada gim kompetitif atau e-sports, sebuah tim siswa perlu bekerja sama, menjalankan strategi, dan mengasah akurasi. Sementara itu, untuk pemain kasual aspek tersebut kurang terasa.
"Dari hasil riset ini, kami merekomendasikan agar sekolah melakukan intervensi pada minat bermain gim siswa dengan memfasilitasi dan menjadikan sekolah sebagai E-sports Development Center untuk Student Athlete," kata Aziz.
Dengan demikian, siswa bisa memahami bagaimana mengarahkan hobinya bermain gim untuk mengembangkan karakternya, bukan sekadar kebutuhan hiburan. Hal tersebut juga didorong oleh tingginya minat pelajar terhadap gim e-sport.
Aziz menjelaskan platform MABAR.com dalam waktu kurang dari tiga bulan saja telah memiliki lebih dari 10.000 pengguna. Ada 1.000 tim e-sports yang berasal dari 800 sekolah di 16 provinsi.