Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengizinkan Paxlovid akhir tahun lalu untuk orang dewasa dan anak-anak berusia 12 tahun ke atas yang dianggap berisiko tinggi karena kondisi seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Menurut CDC, lebih dari 42 persen orang dewasa AS dianggap obesitas, mewakili 138 juta orang Amerika.
Paxlovid dianggap penting untuk membatasi pasien rawat inap dan kematian selama gelombang musim dingin kedua pandemi. Ketika itu, belum ada alternatif lain untuk perawatan Covid-19 di rumah.
Hasil Paxlovid juga dinilai jauh lebih kuat daripada pil pesaing dari Merck. FDA membuat keputusannya berdasarkan studi Pfizer pada pasien berisiko tinggi yang belum divaksinasi atau dirawat karena infeksi Covid-19 sebelumnya.
"Orang-orang itu memang ada, tetapi mereka relatif jarang karena kebanyakan orang sekarang telah divaksinasi atau mereka telah terinfeksi," kata Boulware.
Awal musim panas ini, Pfizer melaporkan studi terpisah dari Paxlovid pada orang dewasa yang sehat divaksinasi dan tidak divaksinasi gagal menunjukkan manfaat yang signifikan. Hasil tersebut belum dipublikasikan dalam jurnal medis.
Seorang juru bicara Gedung Putih pada Rabu menunjuk beberapa makalah baru yang mengungkapkan Paxlovid membantu mengurangi rawat inap di antara orang yang berusia 50 tahun ke atas. Studi belum dipublikasikan dalam jurnal peer-review.
"Semakin banyak bukti menunjukkan individu yang berusia antara 50 hingga 64 dapat mengambil manfaat dari Paxlovid," kata Kevin Munoz dalam sebuah pernyataan email.