REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus cacar monyet secara global terus mengalami lonjakan, dengan 3.025 infeksi telah dikonfirmasi di Inggris. Di sisi lain, Inggris mengalami dilema karena pasokan vaksin sangatlah terbatas.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) pun merekomendasikan pemberian seperlima dosis vaksin cacar monyet kepada pasien yang memenuhi syarat. Langkah ini juga dikenal juga sebagai metode "fraction dosing" dan telah umum digunakan dalam wabah lainnya.
Peluncuran ini akan diujicobakan di satu klinik di Manchester dan dua di London. Pendekatan terhadap vaksin ini berarti bahwa dosis maksimum dapat diberikan tanpa mengorbankan perlindungan.
Kepala Imunisasi di UKHSA Dr Mary Ramsay mengatakan bahwa ini merupakan tindakan antisipatif untuk memastikan Inggris memperoleh jumlah dosis maksimum di tengah terbatasnya pasokan vaksin cacar monyet secara global.
"Mengadopsi teknik yang telah dicoba dan diuji ini akan membantu memaksimalkan jangkauan stok kami yang tersisa, termasuk 100 ribu dosis yang akan tiba bulan depan, yang berpotensi memungkinkan kami menawarkan perlindungan bagi ribuan orang lagi. Kami akan terus gesit dalam menanggapi wabah cacar monyet," kata Ramsay, seperti dilansir The Sun, Selasa (23/8/2022).
Pedoman baru akan berarti bahwa mereka yang memenuhi syarat berusia 18 tahun ke atas akan ditawarkan dosis 0,1 ml vaksin cacar Jynneos. Ini bukan dosis tipikal 0,5ml yang biasanya diberikan. UKHSA mengatakan pemberian dosis kecil berpotensi memungkinkan peningkatan hingga lima kali lipat dalam jumlah orang yang divaksinasi.
Pendekatan ini juga dilakukan oleh Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) di mana terdapat lebih dari 14 ribu kasus cacar monyet yang dilaporkan. Satuan Tugas Darurat Badan Obat Eropa juga telah menyetujui pendekatan tersebut.
Profesor Sir Andrew Pollard, Ketua Komite Gabungan untuk Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI), mengatakan bahwa ini akan membuat lebih banyak orang mendapatkan vaksin lebih cepat. Seiring dengan banyaknya orang yang divaksinasi, penyebaran cacar monyet pun dapat ditekan.
"Dosis dengan cara ini telah berhasil digunakan dalam wabah penyakit virus lain di seluruh dunia,” jelas Pollard.