REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Inggris telah mengeluarkan izin untuk vaksin booster bivalen buatan Moderna bernama Spikevax. Penyaluran Spikevax sebagai booster di Inggris diperkirakan akan berlangsung pada September. Seperti apa efek sampingnya?
Vaksin bivalen merupakan vaksin yang bekerja dengan cara menstimulasi respons imun untuk melawan dua antigen berbeda. Sebagai vaksin bivalen, Spikevax memiliki kemampuan untuk menarget varian orisinal SARS-CoV-2 sekaligus varian omicron.
Setengah dari Spikevax, yaitu 25 mikrogram, terdiri dari vaksin yang menarget strain virus SARS-CoV-2 orisinal. Sedangkan setengah bagian lain dari Spikevax, yaitu 25 mikrogram, akan menarget varian omiron.
"(Vaksin bivalen ini) telah sesuai standar keamanan, kualitas, dan efektivitas regulator Inggris," jelas Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA), seperti dilansir Express, Senin (22/8/2022).
Menurut data uji klinis, pemberian booster dengan vaksin bivalen Spikevax dapat memicu respons imun yang kuat dalam melawan strain SARS-CoV-2 pertama dan strain BA.1 atau varian omicron. Selain itu, Spikevax juga mampu menciptakan respons imun yang baik dalam melawan subvarian omicron BA.4 dan BA.5.
"Dengan senang hati saya mengumumkan persetujuan terhadap vaksin booster bivalen Moderna," jelas Chief Executive MHRA Dr June Raine.
Dr Raine mengungkapkan bahwa vaksin Covid-19 generasi pertama tetap akan digunakan di Inggris untuk memberikan perlindungan terhadap Covid-19. Keberadaan vaksin bivalen ini bertujuan untuk mempertajam perlindungan yang sudah tercipta dari vaksin sebelumnya.
"Untuk melawan penyakit ini, mengingat virus terus berevolusi," kata Dr Raine.
Seperti halnya vaksin lain, vaksin bivalen Spikevax juga dapat memunculkan efek samping. Beberapa efek samping yang umum terjadi pada dua hari pertama adalah rasa nyeri, berat, atau sensitif terhadap nyeri di area penyuntikan, merasa lelah, sakit kepala, pegal-pegal, dan menggigil.
"Anda juga bisa mengalami gejala seperti flu dengan episode gemetar dan menggigil selama satu atau dua hari," ungkap UK Health Security Agency (UKHSA).
UKHSA juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai gejala demam. Kemunculan gejala ini setelah pemberian vaksin bivalen bisa menandakan bahwa seseorang terkena Covid-19 karena sudah terpapar virus sebelumnya atau mengalami infeksi lain.
Penggunaan parasetamol dalam dosis yang normal dikatakan dapat membantu meredakan keluhan gejala yang muncul setelah penyuntikan. UKHSA juga merekomendasikan istirahat yang cukup untuk meringankan gejala.
Vaksin Covid-19 Moderna yang orisinal diketahui dapat memicu efek samping yang tak biasa. Efek samping tersebut berupa pembengkakan kelenjar di ketiak atau leher pada sisi lengan yang menerima suntikan vaksin. Efek samping ini bisa berlangsung selama 10 hari.