Pada 2021, AS mengonfirmasi dua kasus cacar monyet dari pelancong yang datang dari Nigeria. Kini, kurang dari satu tahun kemudian, kasus cacar monyet semakin bertambah.
"Ini adalah infeksi yang telah menyebar begitu cepat di lebih dari 50 negara dalam waktu kurang dari dua bulan dan masih terus menyebar," kata Ogoina.
Dilansir The Sun, Ahad (21/8/2022), Kepala kesehatan Inggris telah memperingatkan kelompok gay untuk ekstra waspada terhadap gejala cacar monyet, terutama jika mereka berencana untuk berhubungan seks. Sebab, vaksin bukan "peluru perak" dalam pencegahan cacar monyet.
Pimpinan teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Rosamund Lewis mengatakan pria yang berhubungan seks dengan sesama pria harus mengurangi jumlah pasangan seksualnya. Mereka juga harus menghindari seks berkelompok maupun seks bebas.
"Jika Anda telah divaksinasi, maka Anda harus menunggu sekitar dua pekan sebelum berhubungan seks lagi, ini waktu yang biasa dibutuhkan tubuh untuk membentuk respons imun," jelas Lewis.
Aids Healthcare Foundation (AHF) di AS mengatakan cacar monyet seharusnya diperlakukan sebagai penyakit menular seksual (PMS).
Para ahli di kelompok itu mengatakan bahwa pola transmisi strain atau clade baru virus lebih akurat mengklasifikasikan virus cacar monyet sebagai PMS lebih tepat dalam mencerminan transmisi clade atau strain virus baru.
"Mengikuti tanggapan global, federal, negara bagian, dan lokal, kita betul-betul tidak punya waktu untuk disia-siakan, kita harus mempertimbangkan dan menanggapi cacar monyet sebagai penyakit menular seksual jika kita ingin menangani virus ini," kata Presiden AHF Michael Weinstein.