REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi dalam jurnal Nature berhasil menemukan molekul yang diproduksi tubuh saat berolahraga dan berkaitan dengan penurunan obesitas. Pemahaman pada tingkat molekuler ini dinilai dapat membantu mengembangkan obat yang bisa memberikan efek seperti olahraga bagi orang-orang yang tak bisa melakukannya.
"Sebagai contoh, lansia bertubuh ringkih yang tak bisa cukup berolahraga, suatu saat bisa mendapatkan manfaat (seperti berolahraga) dari minum obat yang dapat membantu mereka memperlambat osteoporosis, penyakit jantung, atau masalah lain," jelas peneliti Jonathan Long, seperti dilansir Express, Senin (8/8/2022).
Studi terbaru ini awalnya dilakukan untuk mengetahui kenapa olahraga dapat membuat orang merasa lapar. Selama investigasi berlangsung, tim peneliti menemukan sebuah molekul bernama Lac-Phe.
Molekul Lac-Phe diproduksi oleh tubuh ketika berolahraga. Molekul inilah yang ternyata turut berkontribusi dalam mengurangi obesitas dan asupan makan.
"Bila kita bisa memahami mekanisme mengapa olahraga memberikan manfaat-manfaat ini, maka langkah kita sudah untuk membantu banyak orang meningkatkan kesehatan mereka sudah lebih dekat," kata peneliti Profesor Young Xu.
Studi yang melibatkan partisipan manusia juga sudah dilakukan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak tubuh memproduksi molekul Lac-Phe ketika beberapa jenis olahraga berbeda dilakukan.
Dari studi ini, diketahui bahwa lari cepat merupakan jenis olahraga yang membuat tubuh memproduksi lebih banyak molekul Lac-Phe. Di urutan kedua dan ketiga adalah latihan resistensi dan ketahanan.