Ahad 24 Jul 2022 19:09 WIB

Buah Hati Kecanduan Gadget? Kak Seto: Anak Tentu Meniru Orang Tuanya

Kak Seto menganjurkan agar orang tua tak hanya melarang anak main gadget.

Anak bermain gadget. Berawal dari meniru perilaku orang di sekitarnya, anak akhirnya menemukan keasyikan dan kenyamanan dengan gadget hingga akhirnya kecanduan.
Foto: flickr
Anak bermain gadget. Berawal dari meniru perilaku orang di sekitarnya, anak akhirnya menemukan keasyikan dan kenyamanan dengan gadget hingga akhirnya kecanduan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Prof Seto Mulyadi yang akrab disapa Kak Seto mengatakan orang tua perlu melakukan introspeksi diri ketika anaknya kecanduan gadget. Ia menyebutkan bahwa salah satu penyebab anak mengalami kecanduan gadget adalah karena meniru perilaku lingkungan.

"Tentu sesuatu itu ada sebabnya ya, ada yang membuat dia jadi demikian," kata Kak Seto saat dihubungi Antara, Ahad (24/7/2022).

Baca Juga

Menurut Kak Seto, anak-anak itu peniru yang terbaik di dunia. Jadi perilakunya itu meniru lingkungannya.

"Sekarang ini gimana anak tidak bermain dan kecanduan gadget? Karena pertama tentu meniru dari orang tuanya," ujar Kak Seto.

Menurut Kak Seto, anak tak bisa disalahkan kalau kecanduan gadget andaikan ayah atau bundanya juga sibuk bermain gadget. Kadang-kadang, orang tua juga tidak ada waktu untuk anak.

"Kadang kalau ada kegiatan lain, anak dikasih gadget supaya tenang," tuturnya.

Berawal dari meniru perilaku dari sekitarnya, menurut Kak Seto, hal tersebut akan berlanjut lebih jauh ketika sang anak merasa menikmati dan nyaman bertemankan gagdet. Akhirnya, sang anak pun dapat menjadi candu saat menggunakan gadget.

"Itu akan terus ditingkatkan. Akhirnya, itulah yang membuat anak-anak menjadi kebablasan mencandu gadget. Karena nikmat dan nyaman," jelas Kak Seto.

Selain itu, Kak Seto juga mengatakan kecanduan gadget juga dipengaruhi oleh situasi selama dua tahun terakhir ini di mana anak-anak tak dapat pergi ke sekolah. Belajar pun menggunakan gadget karena pandemi.

Hanya saja, menurut Kak Seto, kini gawai tersebut tak hanya dipakai untuk belajar karena dianggap kurang menyenangkan. Akhirnya, sang anak pun mengeksplorasi sendiri penggunaan gawai tersebut untuk mengakses situs-situs lainnya.

"Sebelum pandemi juga dijelaskan anak-anak harus ke sekolah, tidak boleh pegang gadget, sekarang terbalik," kata Kak Seto.

Ketika pandemi melanda, anak-anak tidak bisa ke sekolah dan harus pegang gadget. Mula-mula, mereka memakai gawai untuk belajar.

"Setelah itu mungkin belajar kurang menyenangkan, kenapa nggak keterusan saja bisa mengakses ke berbagai situs yang kadang negatif atau berbahaya," ujar Kak Seto.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement