Hal tersebut tercermin melalui data yang dihimpun di Amerika Serikat. Data ini mengungkapkan bahwa individu berusia 50 tahun ke atas yang sudah menerima dua dosis booster memiliki risiko empat kali lipat lebih rendah untuk mengalami kematian akibat Covid-19 dibandingkan orang-orang yang hanya menerima satu dosis booster.
Dari sisi gejala, BA.5 tampak memunculkan keluhan yang lebih ringan. Meski ringan, gejala ini kerap bertahan lama hingga menjadi long Covid. Seseorang bisa dinyatakan mengalami long Covid bila mengalami gejala hingga 12 pekan atau lebih sejak infeksi terjadi.
Gejala yang muncul pada kasus long Covid sangat beragam. Gejala ini biasanya berkaitan dengan organ atau sistem dalam tubuh yang terdampak oleh Covid-19. Sebagian gejala long Covid yang paling sering dialami oleh penderitanya adalah kelelahan, nyeri dada, sesak napas, dan kebingungan atau sulit konsentrasi yang dikenal pula dengan sebutan brain fog.
"Penting untuk bicara dengan dokter Anda bila Anda mengalami gejala yang tak kunjung membaik," ungkap Dr Renshaw.
Beragam komplikasi yang ditemukan dalam kasus infeksi BA.5 tampak serupa dengan komplikasi yang terjadi pada kasus-kasus infeksi omicron sebelumnya. Komplikasi ini meliputi penyakit paru berat yang menyebabkan kesulitan bernapas, pneumonia, cedera ginjal, cedera hati, atau gejala jantung. Berbagai komplikasi yang dipicu oleh Covid-19 ini mengindikasikan bahwa Covid-19 bisa memengaruhi berbagai sistem di dalam tubuh, bukan hanya paru-paru.