Rabu 20 Jul 2022 17:47 WIB

Netflix Kehilangan Hampir Satu Juta Pelanggan, Ini Penyebabnya

Penurunan ini merupakan perubahan besar bagi Netflix setelah bertahun-tahun memimpin.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Qommarria Rostanti
Netflix kehilangan hampir satu juta pelanggan. (ilustrasi)
Foto: Netflix
Netflix kehilangan hampir satu juta pelanggan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Netflix yang terkenal sebagai raja streaming sekarang harus menghadapi tantangan besar. Netflix telah kehilangan hampir satu juta pelanggan antara April dan Juli 2022 karena jumlah orang yang berhenti dari layanan semakin cepat.

Perusahaan melaporkan kehilangan pelanggan pertamanya sejak 2011 pada April lalu. Kabar buruk itu diikuti oleh ratusan karyawan yang diberhentikan dan penurunan harga saham yang anjlok.

Baca Juga

Sementara itu, untuk kerugian pelanggan yang dilaporkan belum lama ini adalah yang terbesar dalam sejarah perusahaan. Amerika Serikat (AS) dan Kanada memiliki jumlah penurunan pelanggan tertinggi pada kuartal tersebut yang diikuti oleh Eropa.

Direktur Eksekutif di Ampere Analysis Guy Bisson mengatakan, tak terhindarkan Netflix akan mulai melihat kondisi di pasar yang mengendur. “Ketika Anda menjadi pemimpin, hanya ada satu arah yang harus ditempuh, terutama ketika sejumlah besar kompetisi diluncurkan yang telah dilihat Netflix dalam beberapa tahun terakhir," kata Bisson.

Dilansir BBC, Rabu (20/7/2022), penurunan ini merupakan perubahan besar bagi Netflix setelah bertahun-tahun memimpin industri layanan streaming. Posisinya sebagai raksasa global diperkuat ketika pandemi melanda pada 2020. Kala itu, warga terjebak di rumah dan memilih hiburan, salah satunya Netflix.

Namun, setelah aturan Covid-19 di sejumlah negara dilonggarkan, Netflix berjuang untuk menarik pendaftaran baru dan mempertahankan loyalitas anggota yang ada, terutama karena krisis biaya hidup. Selain itu, perusahaan juga menghadapi persaingan ketat dari Apple TV, HBO Max, Amazon Prime, dan Disney+. Langkah Netflix untuk membuat layanannya lebih mahal juga telah menunda beberapa pelanggan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement