Kamis 30 Jun 2022 15:30 WIB

Pengadilan Izinkan Keluarga Terus Rawat Anak Inggris Korban Challenge Medsos

Anak itu mati batang otak akibat cedera setelah ikut ligature over head challenge.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang anak asal Inggris yang menjadi korban tantangan medsos, Archie Battersbee, dicium kakaknya, Tom Summers, di rumah sakit. Archie menderita mati otak setelah mengikuti tantangan ligature over head challenge yang membuat dirinya pingsan.
Foto: PA
Seorang anak asal Inggris yang menjadi korban tantangan medsos, Archie Battersbee, dicium kakaknya, Tom Summers, di rumah sakit. Archie menderita mati otak setelah mengikuti tantangan ligature over head challenge yang membuat dirinya pingsan.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pengadilan Inggris membuat keputusan tentang kasus perawatan kesehatan pasien anak laki-laki bernama Archie Battersbee. Keluarga diizinkan tetap merawat Archie yang kini mengalami kondisi mati otak akibat ligature over head challenge yang marak di media sosial.

Keputusan tersebut termasuk mempertahankan peralatan penunjang kehidupan Archie di rumah sakit tetap menyala. Sebelumnya, perkara tentang meneruskan perawatan penunjang kehidupan itu memicu perselisihan antara keluarga dan rumah sakit.

Baca Juga

Archie ditemukan tidak sadarkan diri dengan pengikat di kepalanya pada 7 April 2022 di kediamannya. Ibunya mengira dia mungkin telah mengambil bagian dalam sebuah tantangan daring, lantas segera melarikan putranya ke rumah sakit.

Dokter yang merawat Archie di Rumah Sakit Royal London di Whitechapel, London Timur, menduga Archie mengalami kematian batang otak. Menurut rumah sakit, perawatan harus dihentikan dan Archie harus diputuskan dari ventilator.

Orang tua Archie, Hollie Dance dan Paul Battersbee, dari Southend, Essex, menolak keinginan rumah sakit. Dance mengatakan jantung putranya masih berdetak. Dia dan suami ingin perawatan Archie dilanjutkan.

Dance juga merasakan Archie bisa meremas tangannya. Secercah harapan lain muncul setelah Archie merespons musik dan bau. Dengan perbedaan itu, pihak keluarga meminta pengadilan memberikan tinjauan untuk anak lelaki mereka yang masih berusia 12 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement