Ahad 19 Jun 2022 09:34 WIB

Risiko Long Covid Akibat Omicron Lebih Rendah Dibandingkan Delta

Varian delta membawa risiko long Covid yang lebih tinggi dibandingkan varian omicron.

Rep: Gumanti Awaliyah, Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Covid-19 (ilustrasi). Andaikan risiko long Covid akibat omicron sama seperti delta, akan ada ledakan kasus long Covid di antara para penyintas.
Foto:

Para peneliti meyakini ini adalah studi peer-review pertama yang melaporkan risiko long Covid yang terkait dengan infeksi oleh varian omicron. Penelitian ini sekaligus menyoroti bahwa pengawasan kesehatan menggunakan aplikasi ponsel dapat membuahkan laporan akurat, cepat, dan konsisten.

photo
Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

Meski begitu, para peneliti mengakui bahwa studi mereka masih memiliki kekurangan, seperti minimnya data untuk memperkirakan long Covid pada individu yang tidak divaksinasi dan tidak memperkirakan efeknya pada anak-anak. Namun demikian, data tersebut memberikan wawasan tentang peluang retrospektif dari long Covid dan memberi ketenangan kepada mereka yang terinfeksi varian omicron.

Dilansir laman Express, Sabtu (18/6/2022), gejala long Covid yang harus diwaspadai ialah kelelahan ekstrem, sesak napas, nyeri dada, kabut otak, insomnia, palpitasi jantung, pusing, nyeri sendi, depresi, kecemasan, diare, sakit perut, kehilangan selera makan, dan ruam. Untuk gejala yang terakhir, yaitu ruam, penting untuk diperhatikan bentuk dan warna ruamnya.

Sebab, itu juga menjadi gejala dari penyakit cacar monyet yang juga mengancam. Menurut data terakhir, setidaknya ada 574 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi di Inggris. Meskipun siapa pun dapat terkena cacar monyet, mereka yang paling berisiko termasuk pria muda yang aktif secara seksual.

"Kami imbau untuk mewaspadai gejala cacar monyet, terutama jika Anda baru memiliki pasangan seksual atau banyak. Jika Anda mengalami ruam dengan lepuh, atau gejala cacar monyet lainnya, jangan pergi ke acara apapun, bertemu teman, atau melakukan kontak seksual, dan segera konsultasikan ke dokter," kata Direktur Insiden untuk UKHSA (Badan Keamanan Kesehatan Inggris) Dokter William Welfare.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement