Jumat 10 Jun 2022 00:45 WIB

Makan Daging Mentah atau Setengah Matang, Ini Risiko Terbesarnya Bagi Kesehatan Mata

Kehilangan penglihatan tersebut tidak dapat dipulihkan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Daging steak. Mengonsumsi daging mentah atau setengah matang dapat menyebabkan toksoplasmosis. Penyakit infeksi Toksoplasma gondii inidapat memicu toksoplasmosis okular yang meningkatkan risiko kehilangan penglihatan.
Foto: Republika/Gumanti
Daging steak. Mengonsumsi daging mentah atau setengah matang dapat menyebabkan toksoplasmosis. Penyakit infeksi Toksoplasma gondii inidapat memicu toksoplasmosis okular yang meningkatkan risiko kehilangan penglihatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Efek samping pola makan yang sering diabaikan adalah turunnya kinerja mata. Sebuah studi baru yang dipimpin oleh para peneliti dari Flinders University Australia menemukan bahwa makan daging setengah matang atau mentah dapat meningkatkan risiko kehilangan penglihatan.

Analisis baru itu mengungkapkan Toxoplasma gondii ada di balik jaringan parut retina pada satu dari 150 orang Australia. Parasit itu lebih dikenal terkait erat dengan kotoran kucing.

Baca Juga

"Bekas luka pada retina sering disebabkan oleh peradangan dan kadang-kadang dapat menyebabkan ablasi retina," kata Direktur Layanan Klinis Specsavers yang juga terlibat dalam penelitian ini, Giles Edmonds.

Dilansir dari laman Express.co.uk, Kamis (9/6/2022), Edmonds mengatakan bahwa bekas luka retina tidak mudah dihilangkan. Itu berarti bahwa setiap penglihatan yang hilang tidak mungkin dipulihkan, sehingga dapat tetap terhalang atau terdistorsi.

Menurut Edmonds, makan daging mentah atau setengah matang dapat menyebabkan toksoplasmosis. Para peneliti juga menemukan bahwa toksoplasmosis dapat menyebabkan toksoplasmosis okular.

"Hal ini terkait dengan parasit Toksoplasma yang ditularkan ke ternak sebelum kemudian dikonsumsi oleh pemakan daging," kata Edmonds.

Jika daging tidak dimasak dengan benar, itu berarti parasit ini tidak terbunuh dan masih ada dalam makanan yang dimakan. Penulis senior studi yang juga profesor strategis dalam kesehatan mata dan penglihatan di Flinders, Profesor Justine Smith, dan timnya, menganalisis foto retina lebih dari 5.000 orang yang tinggal di Busselton, Australia Barat.

Sebelumnya, foto itu dikumpulkan untuk mengevaluasi prevalensi glaukoma dan degenerasi makula terkait usia untuk studi penuaan sehat jangka panjang. Tiga dokter spesialis mata, termasuk Profesor Smith, menilai pemindaian retinokoroiditis toksoplasma dengan kasus positif yang dapat dikonfirmasi dengan tes darah antibodi.

Di antara 5.000 orang, mereka menemukan delapan peserta dengan tes darah yang terkonfirmasi dengan bekas luka retina toksoplasma. Selain itu, ada sekitar tiga perempat dari lesi retina akan berada pada posisi yang tidak terlihat dalam foto-foto itu.

"Kami dapat memperkirakan prevalensi toksoplasmosis okular dalam satu per 149 orang," kata Profesor Smith.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement