REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak akan hilang sepenuhnya di Indonesia. Hal itu disampaikan saat separuh dari 34 provinsi dilaporkan nihil angka kasus per 5 Juni 2022.
"Apakah berarti 17 provinsi per 5 Juni itu nihil di seluruh indonesia, kelihatan tidak. Karena salah satunya dipengaruhi juga sama negara tetangga kita, seperti Malaysia, Singapura, Australia, semua negara ini tinggi kasusnya. Jadi tidak mungkin langsung turun semua," kata Prof Zubairi yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Menurut Prof Zubairi, penurunan angka kasus dalam suatu populasi belum tentu diiringi dengan lenyapnya Covid-19 dari muka Bumi, termasuk Indonesia. Prof Zubairi menjelaskan, situasi yang tepat untuk menggambarkan situasi pelandaian kasus di Tanah Air saat ini adalah risiko tertular Covid-19 yang lebih rendah dari sebelumnya.
"Hanya kalau tertular sesudah vaksinasi dua kali, apalagi ada yang sudah booster, kemungkinan kalau sakit karena tertular dan harus rawat inap di rumah sakit itu risikonya rendah," katanya.
Prof Zubairi mengatakan, situasi perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit yang kian sepi saat ini, bukan berarti tidak ada pasien yang sedang dirawat. Ia menyatakan, yang sakit masih ada.
"Yang sakit masih ada beberapa, juga banyak yang kosong," katanya.