Selasa 07 Jun 2022 09:46 WIB

Ini Alasan Dunia Masih Berstatus Pandemi Covid-19

Pakar sebut ada lima alasan status pandemi belum dicabut di dunia.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nora Azizah
Pakar sebut ada lima alasan status pandemi belum dicabut di dunia.
Foto: AP/Andy Wong
Pakar sebut ada lima alasan status pandemi belum dicabut di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sesudah lebih dari dua tahun berjalan maka situasi epidemiologi Covid-19 secara umum memang sudah jauh lebih membaik, di dunia dan di Indonesia. Kendati demikian, ada lima alasan kenapa Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) belum mencabut status pandemi, termasuk kasus Covid-19 di 70 negara masih menigkat.

Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengungkap ada lima hal tentang kenapa pandemi Covid-19 belum juga berakhir. 

Baca Juga

"Pertama, sampai akhir Mei 2022 masih ada hampir dari 70 negara di dunia yang kasus Covid-19 masih meningkat. Padahal kita tahu prinsip dasarnya, no one is safe until everyone is safe dan 70 adalah sekitar sepertiga dari jumlah negara di dunia," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (7/6/2022).

Kedua, dia melanjutkan, jumlah tes di dunia jauh menurun, sehingga sulit untuk melihat gambaran epidemiologi yang sebenarnya. Menurutnya, ini juga perlu jadi perhatian di Indonesia, jumlah test tetap harus terjaga.  Sebab, di New York, Amerika Serikat, Tjandra Yoga melihat di mana-mana ada tenda-tenda tempat orang bisa test Covid-19, tanpa berbayar. Ketiga, dari pengalaman selama ini maka virus SARS CoV-2 penyebab Covid-19 memang kadang-kadang tidak terduga.

"Kita belum dapat mengetahui secara pasti bagaimana perkembangannya di masa datang. Kita tahu setidaknya ada tuga skenario varian baru, base, best dan worse," ujar Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tersebut.

Keempat, sampai bulan Mei 2022 baru ada 57 negara yang sudah memvaksinasi 70 persen atau lebih penduduknya dan semua adalah negara dengan penghasilan tinggi. Tjandra menjelaskan angka 70 persen dihitung berdasar jumlah total penduduk, bukan berdasar target, sehingga Indonesia pun kalau jumlah yang divaksin dibagi jumlah penduduk maka angkanya masih di bawah 70 persen, walau kalau dibagi dengan angka target maka memang sudah di atas 70 persen.

Penjelasan kelima mengapa pandemi masih ada adalah karena kalau transmisi masih meningkat maka artinya jumlah kematian masih akan juga ada dan tetap ada potensi varian baru dapat saja terbentuk.

"Tentu kita berharap situasi Covid-19 akan dapat terus membaik, dan untuk itu kita perlu mengikuti dan menganalisanya secara cermat dari waktu ke waktu, belum dapat kita abai saja sekarang ini, walaupun memang situasi sudah jauh lebih baik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement