REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengonfirmasi lebih dari 550 kasus cacar monyet di 30 negara. Bila penyebaran cacar monyet tak dikendalikan, ahli menilai virus monkeypox akan memiliki peluang untuk berkembang lebih baik lagi dalam menginfeksi manusia.
"Virus ini bisa menjadi lebih baik dalam menginfeksi manusia dan menyebabkan wabah yang lebih besar dari apa yang kita lihat di masa lalu," ungkap spesialis penyakit menular dari Emory University Dr Boghuma Titanji, seperti dilansir The Sun, Jumat (3/6/2022).
Melihat penyebaran cacar monyet yang terjadi secara global, para ahli menilai wabah yang terjadi saat ini merupakan akumulasi dari terabaikannya beragam tanda peringatan yang muncul selama bertahun-tahun. Seperti diketahui, selama ini kasus cacar monyet biasanya hanya ditemukan di negara-negara Afrika Barat. Oleh karena itu, tenaga medis di berbagai negara lain tak banyak menaruh perhatian pada masalah ini.
Para pemimpin dunia menilai virus monkeypox mungkin sudah menyebar tanpa terdeteksi selama bertahun-tahun sebelum wabah cacar monyet bermunculan saat ini. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga memprediksi akan lebih banyak kasus cacar monyet ditemukan.
"Investigasi masih berlanjut, tapi kemunculan cacar monyet di banyak negara pada satu waktu mengindikasikan bahwa transmisi telah terjadi selama beberapa waktu tanpa terdeteksi," ujar Ghebreyesus.
WHO mengimbau agar berbagai negara yang terdampak memperkuat pengawasan. Negara-negara terdampak juga diminta untuk melakukan pengawasan pada lingkup masyarakat yang lebih luas.
"Siapa pun bisa terinfeksi cacar monyet bila mereka melakukan kontak fisik erat dengan orang yang terinfeksi," ungkap Ghebreyesus.