Rabu 01 Jun 2022 18:48 WIB

Rokok Elektrik Sama Bahayanya dengan Rokok Konvensional

Tidak ada bedanya risiko merokok konvensional maupun elektrik.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Reiny Dwinanda
Kampanye berhenti merokok (ilustrasi). Rokok elektrik sama berbahayanya dengan rokok konvensional.
Foto:

Dante menuturkan, konsumsi rokok elektrik di kalangan remaja turut berdampak pada tingginya prevalensi perokok elektrik di Indonesia. Hasil survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 menunjukkan prevalensi perokok elektrik naik dari 0,3 persen (2011) menjadi tiga persen (2021) dan prevalensi perokok remaja usia 13-15 tahun juga meningkat sebesar 19,2 persen

 

Dante pun berharap temuan ini bisa menjadi landasan bagi para stakeholder dan masyarakat, terutama orang tua, untuk bersama-sama menghentikan aktivitas merokok terutama di kalangan remaja. Jika tidak segera dihentikan, kebiasaan buruk merokok pada generasi muda dikhawatirkan kian meningkat serta menimbulkan kesehatan serius di masa depan.

"Temuan survei GATS ini diharapkan bisa menjadi sarana edukasi berbasis keluarga supaya orang mau berhenti merokok dan mau membelanjakan uangnya untuk makanan bergizi dan kegiatan bermanfaat dibandingkan membeli rokok," harap Dante.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement