REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Temuan kasus cacar monyet di dunia kini terus bertambah. Di Inggris, misalnya, telah ditemukan tujuh kasus baru sehingga total kasus cacar monyet di negara tersebut bertambah jadi 78 kasus. Apa yang sebenarnya dirasakan para pasien saat terkena cacar monyet?
Dokter hewan Kurt Zaeske merupakan salah satu orang yang pernah terkena cacar monyet. Zaeske tertular penyakit ini ketika ada wabah cacar monyet terbesar di Amerika Serikat pada 2003 lalu.
Zaeske yang kini menetap di Wisconsin, AS, tersebut mengatakan dirinya tertular cacar monyet setelah menangani prairie dog yang sakit di peternakan. Meski memiliki kata "anjing" (dog) dalam namanya, hewan ini sebenarnya merupakan spesies tupai.
Zaeske lalu meresepkan antibiotik untuk mengobati hewan-hewan tersebut. Namun, beberapa hari setelahnya, Zaeske dihubungi oleh pemilik peternakan bahwa dirinya dan saudara perempuannya juga jatuh sakit.
"Tiba-tiba, saya juga merasa tidak enak badan," kata Zaeske, seperti dilansir Express, Jumat (27/5/2022).
Beberapa gejala awal yang dirasakan oleh Zaeske adalah demam, pening atau perasaan seperti akan pingsan, mual, dan lelah yang terus-menerus. Saat itu, Zaeske merasa sangat khawatir karena dia tak tahu penyakit apa yang mungkin mengenainya.
Beberapa hari setelahnya, Zaeske mulai menemukan adanya lesi kecil tubuhnya dan satu lentingan yang terasa sangat sakit di bagian jempol tangannya. Kemunculan gejala ini membuat Zaeske merasa takut.
"Ketakutan terbesar saya adalah saya akan kehilangan jempol saya dan tidak bisa berpraktik lagi," pungkas Zaeske.
Pemeriksaan dokter lalu menemukan bahwa penyakit yang diderita Zaeske adalah cacar monyet. Zaeske kemudian menjalani isolasi mandiri dan diresepkan obat antibiotik.