REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris menawarkan vaksin cacar kepada petugas kesehatan dan orang lain yang mungkin terpapar cacar monyet, ketika penyakit itu menyebar di beberapa bagian Eropa. Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), tidak ada vaksin khusus untuk cacar monyet, tetapi data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa vaksin yang digunakan untuk membasmi cacar 85 persen efektif untuk melawan cacar monyet.
"Mereka yang membutuhkan vaksin telah ditawari," kata seorang juru bicara UKHSA, tanpa memerinci berapa banyak orang yang telah divaksin sejauh ini, dilansir dari reuters, Jumat (20/5/2022).
Cacar monyet adalah penyakit virus yang biasanya ringan dan ditandai dengan gejala demam serta ruam bergelombang yang khas. Ada dua varian utama, yakni varian Kongo yang lebih parah dengan tingkat kematian hingga 10 persen dan varian Afrika Barat yang memiliki tingkat kematian sekitar satu persen.
Pertama kali diidentifikasi pada monyet, penyakit itu biasanya menyebar melalui kontak dekat dan sebagian besar terjadi di Afrika barat dan tengah. Karena cacar monyet jarang menyebar di tempat lain, serentetan kasus baru di luar benua itu telah memicu kekhawatiran.
Di Inggris, sembilan kasus varian Afrika Barat telah dilaporkan sejauh ini. Kasus cacar monyet di Eropa pertama dikonfirmasi pada 7 Mei pada seseorang yang kembali ke Inggris dari Nigeria, di mana cacar monyet merupakan penyakit endemik.
Sejak itu, Portugal telah mencatat 14 kasus dan Spanyol telah mengonfirmasi tujuh kasus. Amerika Serikat dan Swedia juga masing-masing melaporkan satu kasus. Pihak berwenang Italia telah mengonfirmasi satu kasus, dan mencurigai dua kasus lain.