Ahad 15 May 2022 06:37 WIB

Kolesterol Tinggi Bisa Bikin Arteri Mengeras, Seperti Apa Gejala yang Terasa di Kaki?

Gejala pengerasan arteri akibat kolesterol tinggi bisa terasa di kaki.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Berjalan kaki (ilustrasi). Munculnya sensasi nyeri atau kram di kaki ketika berjalan dapat menjadi gejala penyakit arteri perifer (PAD) akibat kolesterol tinggi.
Foto: www.freepik.com
Berjalan kaki (ilustrasi). Munculnya sensasi nyeri atau kram di kaki ketika berjalan dapat menjadi gejala penyakit arteri perifer (PAD) akibat kolesterol tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadar kolesterol tinggi bisa memicu terjadinya penumpukan plak yang membuat arteri menyempit. Penyempitan arteri yang terjadi di area tungkai dikenal sebagai penyakit arteri perifer (PAD). Bila PAD sudah terjadi, ada dua sensasi yang biasanya akan dirasakan oleh tubuh.

Secara umum, PAD adalah masalah aliran darah yang dipicu oleh penyempitan arteri. Penyempitan ini membuat aliran darah ke area tungkai, umumnya di kaki, jadi berkurang. Hal ini dapat membuat area tubuh yang terdampak menjadi kekurangan pasokan darah.

Baca Juga

Salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya PAD adalah kadar kolesterol yang tinggi. Saat penderita kolesterol tinggi mengalami PAD, ada beberapa gejala yang mungkin muncul.

Salah satu dari gejala tersebut adalah munculnya sensasi nyeri atau kram di kaki ketika berjalan. Kondisi ini dikenal sebagai klaudikasio.

Beberapa gejala lain yang mungkin terjadi pada pasien PAD adalah kebas atau lemah pada kaki dan bagian bawah kaki terasa dingin. Selain itu, kuku jari tumbuh dapat lebih lambat dan kulit kaki tampak seperti mengkilap.

Seperti dilansir Mayo Clinic, PAD juga dapat memunculkan gejala seperti perubahan warna pada kaki dan rasa nyeri ketika menggunakan tangan untuk aktivitas seperti merajut, menulis, atau tugas sehari-hari lain. Bulu kaki rontok atau tumbuh lebih lambat di area kaki juga dapat menjadi gejalanya.

Selain kadar kolesterol tinggi, ada beberapa faktor lain yang juga dapat meningkatkan risiko PAD. Sebagian faktor risiko tersebut meliputi usia, kebiasaan merokok, dan diabetes. Kegemukan atau obesitas, pola hidup sedenter, tekanan darah tinggi, dan riwayat keluarga terkait aterosklerosis atau klaudikasio juga merupakan faktor yang dapat meningkatkan risiko PAD.

Mengelola kadar kolesterol dapat menjadi salah satu upaya untuk mencegah terjadinya PAD. Bagi orang yang sudah mengalami kadar kolesterol tinggi, menjalani terapi sesuai anjuran dokter merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

Di samping itu, pengaturan pola makan juga dapat membantu menjaga kadar kolesterol tetap terkendali. Menurut Heart UK, salah satu anjuran pola makan yang dapat membantu adalah membatasi konsumsi lemak jenuh. Beberapa contoh makanan yang kaya akan lemak jenuh adalah mentega, minyak babi, ghee, daging berlemak, dan keju.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement