Rabu 11 May 2022 18:48 WIB

Daging Sapi Terjangkit Penyakit Mulut Kuku Masih Aman Dikonsumsi Asalkan ...

Daging sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku masih aman dikonsumsi.

Pedagang melayani pembeli daging sapi. Proses pelayuan, yakni menggantung daging, dapat menurunkan pH daging sehingga dapat menurunkan kontaminasi dari virus penyakit mulut dan kuku (PMK).
Foto: Antara/Rahmad
Pedagang melayani pembeli daging sapi. Proses pelayuan, yakni menggantung daging, dapat menurunkan pH daging sehingga dapat menurunkan kontaminasi dari virus penyakit mulut dan kuku (PMK).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Prof Mustofa Helmi menjelaskan daging sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) masih aman untuk dikonsumsi. Hanya saja, dagingnya harus melalui proses pelayuan terlebih dahulu.

"Proses pelayuan adalah metode dengan cara daging digantung untuk menurunkan pH (derajat keasaman) dari daging," ujar Prof Mustofa dihubungi dari Surabaya, Selasa (10/5/2022).

Baca Juga

Dalam proses ini, menurut Prof Mustofa, akan terjadi enziminasi. Secara otomatis, proses tersebut akan mampu menurunkan kontaminasi dari virus PMK.

"Jadi aman dikonsumsi masyarakat. Sebetulnya tanpa dilayukan dan langsung dimasak bisa saja, mati semua virusnya. Tapi kan tangan akan mudah tercemar," ucapnya.

Prof Mustofa memaparkan bahwa PMK sifatnya sangat menular, bahkan tingkat penularan ke sesama hewan mencapai 100 persen. Namun, tingkat penularan pada manusia sangatlah rendah, karena tergolong virus nonzoonosis.

"Adanya virus PMK disebabkan oleh virus foot and mouth disease (FMD) dan apthtae epizooticae. Adapun ciri-cirinya adalah melepuh pada mulut sapi, kemudian juga teracak kakinya sapi," kata Wakil Dekan 3 Bidang Kerja Sama dan Publikasi FKH Unair ini.

Prof Mustofa menjelaskan, adanya PMK sangat merugikan secara ekonomi. Ia memisalkan, jika penyakit tersebut menyerang sapi perah maka produksi susu akan menurun drastis sehingga masyarakat akan rugi banyak.

"Kemudian, saat menyerang sapi daging, maka akan terjadi kesulitan makan dan menyebabkan kekurusan. Dampaknya nilai jual jatuh," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement