Rabu 11 May 2022 09:30 WIB

Perdana, Kopi Excelsa Wonosalam Jawa Timur Resmi Diekspor

Khofifah mengatakan, kopi excelsa merupakan komoditas kopi favorit dunia.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Petani menunjukkan buah kopi ekselsa di lereng pegunungan Anjasmoro Desa Panglungan, Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Foto: ANTARA/Syaiful Arif
Petani menunjukkan buah kopi ekselsa di lereng pegunungan Anjasmoro Desa Panglungan, Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas ekspor perdana kopi excelsa sebanyak 12 ton. Kopi excelsa yang merupakan komoditas khas Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur itu diekspor ke Malaysia. Khofifah menyatakan, keberhasilan kopi excelsa merambah pasar internasional tak lepas dari peran anak-anak muda Jombang dalam pengembangan maupun pemasarannya.

"Saya ingin mengajak anak-anak muda yang memiliki passion masuk di sektor perkebunan, terutama kopi karena pasarnya bagus. Apalagi excelsa yang ditanam di sini ini termasuk jenis yang cukup favorit di pasar dunia," kata Khofifah, Selasa (10/5/2022).

Baca Juga

Khofifah mengatakan, Wonosalam mertupakaan daerah unggulan penghasil kopi excelsa di Jawa Timur. Selain di Wonosalam, jenis kopi ersebut juga banyak ditanam di lereng Gunung Wilis Madiun, dan lereng Gunung Ijen, Banyuwangi. Ia menjelaskan, proses budidaya kopi jenis excelsa menjadikannya unik karena terbilang cukup lama. Butuh waktu lima tahun, mulai ditanam hingga bisa dipanen.

Khofifah mengatakan, kopi excelsa merupakan komoditas kopi favorit dunia. Produksi kopi jenis ini pun terbilang masih sedikit, yakni hanya 7 persen di seluruh dunia. Maka dari itu, lanjut Khofifah, ini merupakan peluang besar untuk merebut pasar kopi excelsa ke depannya. "Kopi excelsa ini merupakan komoditas kopi favorit dunia," ujarnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim Budi Hanoto menyampaikan, keberhasilan melakukan ekspor kopi excelsa asal Wonosalam, Jombang ini adalah salah satu bentuk model bisnis End to End. Budi menuturkan, BI telah melakukan pendampingan terhadap UMKM produsen kopi excelsa Wonosalam ini sejak 2019.

"Mulai dari pengadaan bibit, cara tanam bagaimana teknologi menanamnya juga bantuan alat dan sebagainya sampai akhirnya di hilirnya," kata Budi.

Budi mengatakan, sinergi institusinya bersama Pemprov dan Pemkab, juga dinas dan OPD terkait akhirnya berbuah kesuksesan dan mampu mecapai tahapan ekspor sebanyak 12 ton. Selain pendampingan mulai proses tanam dan produksinya, BI juga memberikan pendampingan business matching yang mempertemukan antara produsen dan konsumen.

Ia berharap hal seperti ini dapat terus berkembang dan diadaptasi oleh UMKM lainnya di Jawa Timur. Terutama UMKM yang dikembangkan anak-anak muda. "Akhirnya bisa tembus pasar ekspor artinya ini UMKM dari desa dan kecamatan Wonosalam ini sudah memberikan kontribusi yang bagus untuk pemulihan ekonomi Jawa Timur," ujarnya.

Perwakilan UMKM Rubath Kopi Jombang produsen kopi excelsa Wonosalam, Wiknyo Susandi menyampaikan, terbentuknya asosiasi kopi Wonosalam yang sebenarnya terbentuk dari kelompok ngaji atau majelis ilmu agama. Kelompok tersebut diberi amanah untuk mendirikan suatu usaha melalui Rubath Kopi Jombang.

Dari situ, kata dia, ada pesan untuk setiap anggota Rubath Kopi Jombang agar setiap memproses kopi mereka diminta untuk menghadirkan hati dan doa. Hal tersebut dilakukan agar kopi yang dihasilkan menjadi berkualitas dan berspiritualitas.

"Agar setiap orang yang minum kopi Rubath Kopi Jombang tak hanya tenang hatinya juga tenang pikirannya. Dari segelas kopi, kami berharap bisa terjalain silaturrahim. Kami memang anak-anak muda desa, tapi kami memiliki mimpi untuk mendunia," kata Wiknyo.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement