Rabu 11 May 2022 04:10 WIB

Penyakit Metabolik Usai Lebaran Bisa Dicegah, Ahli Gizi Sarankan Puasa Sunnah 6 Hari

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit metabolik usai Lebaran.

Opor ayam merupakan salah satu makanan yang biasa dihidangkan untuk ketupat Lebaran. Selepas Ramadhan, biasanya frekuensi makan bisa melebihi tiga kali sehari karena aktivitas silaturahim.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Opor ayam merupakan salah satu makanan yang biasa dihidangkan untuk ketupat Lebaran. Selepas Ramadhan, biasanya frekuensi makan bisa melebihi tiga kali sehari karena aktivitas silaturahim.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ahli gizi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Dono Indarto meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit metabolik usai Lebaran. Dono mengatakan, perubahan pola makan menjadi hal yang paling disoroti.

"Perilaku sebagian masyarakat terkait konsumsi makanan saat Lebaran agaknya menjadi kurang terkontrol," kata Dono di Solo, Selasa (10/5/2022).

Baca Juga

Biasanya, selepas Ramadhan terjadi peningkatan frekuensi makan melebihi tiga kali sehari. Sebab, orang kerap mengunjungi banyak kerabat ataupun tetangga di satu hari yang sama dan disuguhi aneka jenis makanan.

Selain itu, menurut Dono, makanan dan minuman yang dikonsumsi saat Lebaran biasanya tinggi karbohidrat, lemak, garam, gula, santan, dan kolesterol. Di sisi lain, aktivitas fisik pun menurun.

"Misalnya terlalu banyak duduk," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement