REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Menteri Kebudayaan Korea Selatan mengusulkan agar grup K-pop global, seperti BTS diizinkan mengganti tugas wajib militer (wamil) mereka dengan program alternatif lain, Rabu (4/5/2022).
"Saatnya menciptakan sistem untuk memasukkan tokoh seni budaya populer sebagai personel seni," kata Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan Hwang Hee dalam konferensi pers di Seoul, Korea Selatan, dikutip dari Yonhap, Kamis (5/5/2022).
Hwang mencontohkan program yang memungkinkan atlet pemenang penghargaan global dan musisi klasik menjalankan program alternatif di bidangnya masing-masing alih-alih menjalankan tugas wamil secara aktif. Program tersebut dicetuskan sebagai bentuk pengakuan atas peran mereka dalam mempromosikan Korea Selatan di kancah dunia.
"Sistem ini dijalankan bagi mereka agar lebih banyak kesempatan berkontribusi pada negara, dan tidak ada alasan bidang seni-budaya populer harus dikecualikan dari ini," kata Hwang.
Sebagai informasi, Korea Selatan mewajibkan seluruh laki-laki untuk menjalankan tugas wamil selama sekitar dua tahun. Jin, personel tertua BTS, dijadwalkan akan menjalani wamil pada Desember.
Hwang berpendapat kebijakan wamil pada K-pop global berpotensi dapat menghentikan puncak karier mereka dan akan menyebabkan kerugian besar tidak hanya bagi negara, tetapi juga bagi seluruh dunia. "Saya pikir seseorang harus bersuara pada saat terjadi pro dan kontra yang saling bertentangan menjelang pendaftaran wamil beberapa anggota BTS," katanya.
Hwang kemudian meminta parlemen menyetujui RUU yang relevan sedini mungkin. Sebagai informasi, RUU yang memungkinkan program alternatif bagi artis K-pop telah tertunda di Majelis Nasional di tengah oposisi yang kuat dari para pemuda Korsel, baik yang telah menjalankan maupun yang akan memulai dinas militer.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan juga telah menekankan perlunya kehati-hatian dalam mempertimbangkan apakah akan mengizinkan pengecualian dinas militer tugas aktif untuk BTS. Merespons perdebatan yang meningkat, terutama dari laki-laki berusia 20-an, Hwang menekankan proposal program alternatif layak dipertimbangkan jika negara dapat memberikan kewajiban yang lebih besar kepada seniman budaya pop dan menciptakan kepentingan nasional yang lebih besar melalui program tersebut.