REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuku panjang kerap dikaitkan dengan fashion statements, namun sebuah studi baru mengungkap bahwa kuku panjang bisa menjadi sarang mikroorganisme atau bakteri yang kemudian memicu infeksi.
"Semakin panjang kuku, semakin banyak permukaan yang bisa ditumbuhi mikroorganisme," kata Jeffrey Kaplan, profesor biologi di American University.
Entah itu kuku palsu, kuku alami yang panjang, kuku gel, kuku akrilik atau hanya cat kuku, semuanya berpotensi menjadi sarang bakteri dan sulit untuk dibersihkan dengan mencuci tangan biasa. Dalam penelitiannya, Kaplan dan tim telah menemukan 32 jenis bakteri berbeda dan 28 jamur di bawah kuku.
Salah satu bakteri yang ditemukan adalah staph aureus yang resisten terhadap methicillin atau MRSA, di setengah sampel kuku, yang selanjutnya dapat menyebabkan infeksi.
"Itu kemudian bisa menular ke sistem tubuh lainnya ketika Anda menggaruk, menggigit kuku, mengupil atau mengorek hidung, dan mengisap jari,” kata Kaplan seperti dilansir dari Fox News, Rabu (3/5/2022). Bakteri dan jamur pada kuku panjang juga dapat menyebabkan infeksi kuku, yang dapat membuat kuku menjadi rusak.
Pada tahun 1997-98, setelah rumah sakit Oklahoma City menyelidiki wabah Pseudomonas aeruginosa yaitu bakteri yang sering didapat di lingkungan rumah sakit, ahli epidemiologi menemukan hubungan antara sekitar setengah dari 16 bayi yang meninggal di unit neonatal dan bakteri yang tersembunyi pada kuku panjang.
Rumah sakit kemudian melarang semua staff memanjangkan kuku atau memakai kuku palsu di unit perawatan intensif neonatal. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa memakai kuku palsu dapat berkontribusi pada penularan patogen terkait perawatan kesehatan tertentu.
“Petugas kesehatan yang memakai kuku palsu lebih mungkin menyimpan gram-negative pathogens seperti pseudomonas di ujung jari mereka daripada mereka yang memiliki kuku alami, baik sebelum dan sesudah mencuci tangan," demikian pernyataan Centers for Disease and Prevention.
Oleh karena itu, badan tersebut melarang petugas kesehatan yang merawat pasien di unit perawatan intensif untuk memakai kuku palsu atau memanjangkan kuku. Mereka hanya diperbolehkan memiliki panjang kuku sekira seperempat inci.
Dr Cristina Psomadakis, dokter kulit yang berbasis di Inggris, sepakat bahwa kuku panjang adalah tempat persembunyian yang sempurna untuk patogen, termasuk virus dan bakteri yang terperangkap di bawahnya.
"Saya juga merekomendasikan cat kuku yang bening atau tembus pandang pada kuku. Hal ini memungkinkan kita untuk dapat melihat saat kuku kita kotor dan berfungsi sebagai pengingat visual untuk mencuci tangan,” jelas dia.
Sementara itu, Nail Technician yang berbasis di North Carolina, Kayla Newman, mengatakan bahwa selama delapan tahun praktik tidak ada kliennya yang melaporkan infeksi apapun. Menurut dia, umumnya orang yang memiliki kuku panjang tahu cara menjaga kukunya tetap bersih.
"Jika Anda menghabiskan lebih dari 60 dolar AS untuk menyelesaikan kuku dan Anda tidak menjaganya tetap bersih, itu tidak masuk akal,” jelas dia.