Sabtu 23 Apr 2022 12:35 WIB

Mengemudi Saat Mudik? Hindari Konsumsi Tinggi Karbo dan Lemak

Makanan tinggi karbo dan lemak menyebabkan kantuk muncul usai melahapnya.

Sebuah kendaraan melintas di gerbang tol Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Para pemudik yang mengemudi diminta menghindari makanan tinggi karbohidrat dan lemak agar tidak mengantuk usai menyantapnya.
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Sebuah kendaraan melintas di gerbang tol Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Para pemudik yang mengemudi diminta menghindari makanan tinggi karbohidrat dan lemak agar tidak mengantuk usai menyantapnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Konsultasi Gizi Klinik dari Rumah Sakit Pelni, dr Jovita Amelia, SpGK berpesan kepada para pemudik yang menyetir kendaraan pribadi agar menghindari makanan tinggi karbohidrat dan lemak. Makanan tinggi karbo dan lemak berpotensi menyebabkan kantuk hingga berbahaya saat mengemudi.

Jovita yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia mengatakan, makanan tinggi lemak dan karbohidrat mengandung elemen yang menyebabkan lelah atau mengantuk setelah menyantapnya. Elemen tersebut serotonin dan triptofan.

Baca Juga

Serotonin berperan dalam regulasi mood dan siklus tidur. Sementara triptofan membantu tubuh memproduksi serotonin.

Triptofan sendiri merupakan asam amino yang terdapat di dalam protein dan karbohidrat dapat membantu tubuh mengabsorbsi triptofan. "Karena itu, hindari makanan tinggi karbohidrat dan protein untuk menghindari mengantuk," ujar dia melalui pesan elektroniknya, Sabtu (23/4/2022).

Mengutip Medical News Today, triptofan umumnya ditemukan dalam ikan salmon, daging unggas, telur, bayam, biji-bijian, susu, produk kedelai dan keju. Sementara makanan yang diketahui mengandung tinggi karbohidrat antara lain nasi putih, kue, kue kering, donat, muffin, susu dan permen.

Makanan tinggi lemak juga diketahui bisa menyebabkan kantuk, karena melepaskan cholecystokinin (CCK) yang berhubungan dengan rasa lelah. Di sisi lain, menurut Jovita, jumlah makanan juga berpengaruh terhadap munculnya kantuk.

Dia mengatakan, makan dalam jumlah besar biasanya lebih menyebabkan mengantuk. "Ini karena terjadi peningkatan gula darah dan akan diikuti oleh penurunan level energi," kata dia.

Penurunan energi khususnya di siang hari bisa sangat berbahaya bagi orang yang bekerja dalam kondisi berisiko, seperti mereka yang mengoperasikan mesin atau kendaraan. Hal lainnya yang juga berkontribusi pada risiko mengantuk sepanjang hari yakni kurang tidur di malam hari.

Seseorang yang cukup tidur di malam hari cenderung mengalami penurunan energi yang signifikan. Tidur siang sebentar di siang hari bisa membantu Anda mengurangi risiko mengantuk.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement