Rabu 20 Apr 2022 01:00 WIB

Menparekraf Dorong Desa Wisata Tonjolkan Atraksi Budaya

Desa wisata salah satu alternatif wisata alam yang memiliki keunikan tersendiri.

Rep: Ronggo Astungkoro / Red: Satria K Yudha
Seorang pemuda melompati hombo batu di Desa Wisata Bawomataluo, Nias Selatan, Sumatera Utara, Kamis (14/10/2021). Desa wisata Bawomataluo selain menampilkan atraksi lompat batu, juga menyuguhkan gaya arsitektur rumah adat omo hada yang terbuat dari kayu tanpa paku serta situs megalitikum.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Seorang pemuda melompati hombo batu di Desa Wisata Bawomataluo, Nias Selatan, Sumatera Utara, Kamis (14/10/2021). Desa wisata Bawomataluo selain menampilkan atraksi lompat batu, juga menyuguhkan gaya arsitektur rumah adat omo hada yang terbuat dari kayu tanpa paku serta situs megalitikum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mendorong desa wisata menghadirkan alternatif wisata yang menawarkan pengalaman unik bagi wisatawan. Hal itu bisa dilakukan melalui produk lokal dan atraksi daerah.

"Covid-19 berdampak signifikan khususnya bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kita perlu mendorong pariwisata berbasis kualitas yang menawarkan  pengalaman unik yang membawa kenyamanan bagi para wisatawan," ujar Sandiaga saat membuka acara "Sosialisasi Sadar Wisata" secara daring, Selasa (19/4/2022). Acara sosialisasi itu diikuti 800 pelaku pariwisata di delapan desa wisata, di wilayah Kabupaten Samosir, Sumatra Utara. 

Menurut Sandiaga, desa wisata menjadi salah satu alternatif wisata alam yang dapat menghadirkan keunikan melalui ciri khas produk lokal dan atraksi daerah. Dia kemudian merujuk pada Data Grab pada 2021 lalu bahwa kunjungan wisatawan di desa wisata di masa pandemi naik sebesar 30 persen.

"Sektor pariwisata telah membuka lapangan kerja dan peluang usaha baru, dan menjadi alternatif ketahanan ekonomi Indonesia di masa pandemi," kata dia.

Dia berharap, Gerakan Sadar Wisata dan Sapta Pesona yang telah menjadi landasan pembangunan sektor kepariwisataan selama ini dapat terus dikedepankan dengan standar industri pariwisata melaui tiga elemen. Ketiga elemen itu, yakni Sapta Pesona, Pelayanan Prima, dan CHSE.

“Saya berkali-kali ke Samosir dan merasakan keindahan alamnya jadi mari kita kita lengkapi dengan pelayanan prima. Saya mengapresiasi inovasi, adaptasi, dan kolaborasi seluruh stakeholder pariwisata yang dengan prinsip 3G 'Gercep, Geber, dan Gaspol' bekerja sama membangkitkan kembali pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia,” terang Sandiaga.

Acara sosialisasi yang berlangsung di Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, berlangsung selama dua hari pada 19 dan 20 April 2022. Acara ini diikuti pelaku pariwisata dari delapan desa wisata yaitu Desa Simanindo, Desa Huta Siallagan, Desa Tuk Tuk Siadong, Desa Thomok Parsaoran, Desa Situngkir, Desa Siogungogung, Desa Huta Tinggi dan Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan.

Peserta sosialisasi terdiri atas para pelaku pariwisata mulai dari pengelola homestay, pedagang kuliner, penjual souvenir, pemilik sanggar seni budaya, pemilik kapal, dan pekerja garda depan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Samosir.

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Frans Teguh menekankan pentingnya meraih kepercayaan wisatawan melalui prinsip Sapta Pesona, CHSE (cleanliness, health, safety, and environment sustainability), dan Pelayanan Prima.

Frans mengatakan, kegiatan Sosialisasi Sadar Wisata sangat penting guna mempersiapkan masyarakat di sekitar destinasi. Termasuk desa atau kampung wisata dalam menyambut pengunjung agar mendapatkan pengalaman berkesan.

“Untuk memperkuat model pengelolaan desa wisata saat ini harus dapat mempertahankan kearifan lokal dan menawarkan pengalaman holistik dengan pilihan aktivitas wisata yang memberi pengalaman otentik. Juga nilai-nilai budaya setempat agar para wisatawan merasa betah dan mau berkunjung kembali,” kata Frans.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement