REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasa kewalahan hingga adanya suatu pemicu bisa memunculkan emosi yang tak terkontrol pada seseorang. Kondisi ini dapat mendorong orang tersebut untuk melakukan tindakan atau melontarkan perkataan yang mungkin akan disesali di kemudian hari.
Sebagian orang mungkin memilih untuk mengabaikan perasaan mereka agar tidak terlibat dengan gelombang emosi yang tak terkntrol. Padahal, mengabaikan dan mencoba untuk tidak memiliki perasaan merupakan cara yang tidak sehat untuk mengontrol emosi.
"Mengubur emosi negatif bisa memicu terjadinya beberapa masalah kesehatan, bila Anda tidak pernah menyelesaikan akar masalahnya," jelas psikolog dan ahli wellness Dr Audrey Tang, seperti dilansir Metro.
Dr Tang mengatakan keberadaan emosi pada dasarnya membantu seseorang untuk tetap aman. Rasa takut misalnya, membantu seseorang untuk bertahan di lingkungan yang mengancam. Rasa cinta bisa membantu seseorang untuk membangun sebuah hubungan yang bisa berujung pada lahirnya keturunan atau membantu seseorang untuk setidaknya menjadi bagian dari sebuah komunitas.
Menurut Dr Tang, emosi perlu dihadapi dengan cara yang sehat. Tanpa respons yang sehat, emosi bisa memicu seseorang untuk memanfaatkan alkohol, obat-obatan terlarang, hingga makan berlebih sebagai cara untuk mengelola emosi. Cara mengelola emosi yang salah ini dapat memberikan konsekuensi negatif, baik bagi pikiran maupun tubuh.
Dr Tang mengungkapkan bahwa ada beberapa trik yang bisa dilakukan untuk mengelola emosi secara sehat. Berikut ini adalah tiga di antaranya.
Teknik ABCDE
ABCDE ini merupakan singkatan untuk activating event, belief dan behaviour, consequences, dispute atau different, dan engage with energisers. Untuk mempraktikkan teknik ABCDE, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi kejadian yang mengaktivasi atau memicu lonjakan emosi.