REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musisi asal Pulau Madura, Lorjhu' (baca: lorcuk, artinya kerang bambu) menghadirkan album perdana bertajuk Paseser (bermakna pesisir). Album itu berisi sembilan lagu mengenai penyelaman identitas.
Sosok di balik entitas musik Lorjhu' adalah Badrus Zeman. Dia lahir dan besar di Sumenep, daerah pesisir Pulau Madura, kemudian berkiprah sebagai seorang animator yang juga pengajar di Jakarta.
Kehidupan di Madura, utamanya daerah pesisir, hadir sebagai tema utama lagu-lagu Lorjhu'. Musik yang dihasilkan mengekspresikan rasa tradisi pesisir Madura dengan sensibilitas kontemporer.
Delapan dari sembilan trek yang mengisi album sempat hadir di pasaran sebagai rilisan lepas dalam format digital. "Nemor" dirilis tepat sebelum pandemi, sementara "Kembang Koning" paling banyak diputar di platform digital.
Seluruh lagu dalam album yang diproduksi di bawah naungan perusahaan rekaman Demajors itu memiliki lirik yang ditulis dalam bahasa Madura. Lewat pernyataan resminya, Badrus menyampaikan alasan di balik itu.
"Setiap lagu menggambarkan hal-hal yang pernah saya alami saat kecil. Ada juga rasa rindu dan panggilan untuk pulang. Untuk mengungkapkan itu semua saya lebih nyaman dengan bahasa Madura," ujar Badrus.