Kamis 10 Mar 2022 17:33 WIB

Situasi Kritis Covid-19 Belum Terlewati, Epidemiolog: Jaga Jarak Masih Diperlukan

Jaga jarak masih perlu diterapkan, terlebih di tengah ancaman Son of Omicron.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Reiny Dwinanda
Penumpang Commuter line duduk tanpa marka jaga jarak, Rabu (9/3/2022). KAI Commuter mencabut marka jaga jarak tempat duduk sesuai dengan Surat Edaran (SE) Kemenhub Nomor 25 Tahun 2022. Epidemiolog menilai, tidak tepat mencabut aturan jaga jarak.
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Penumpang Commuter line duduk tanpa marka jaga jarak, Rabu (9/3/2022). KAI Commuter mencabut marka jaga jarak tempat duduk sesuai dengan Surat Edaran (SE) Kemenhub Nomor 25 Tahun 2022. Epidemiolog menilai, tidak tepat mencabut aturan jaga jarak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan bahwa Indonesia belum melewati situasi kritis pandemi Covid-19 di tengah ancaman sejumlah subvarian omicron. Oleh karenanya, masyarakat diminta untuk tidak terlalu euforia dengan pelonggaran aturan Covid-19.

Menurut Dicky, menjaga jarak tetap diperlukan di tengah pelonggaran tersebut. Ia menilai tidak tepat dan masih sangat berbahaya untuk berdekatan di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga

"Sangat tidak tepat untuk sekarang ini dan berbahaya, kita tidak bisa langsung euforia, semua dilonggarkan," kata Dicky kepada Republika.co.id, Kamis (10/3).

Dicky menilai, saat ini pelonggaran mobilitas dan protokol kesehatan tidak bisa secara bersamaan dilakukkan. Hal ini lantaran cakupan vaksinasi di Indonesia masih belum memadai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement