Kamis 10 Mar 2022 13:53 WIB

Studi Temukan Hubungan Golongan Darah dengan Covid-19 Parah

Golongan darah tertentu memiliki risiko sakit parah akibat infeksi Covid-19.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Golongan darah tertentu memiliki risiko sakit parah akibat infeksi Covid-19.
Foto: Pixabay
Golongan darah tertentu memiliki risiko sakit parah akibat infeksi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada awal pandemi, dokter mulai melacak hubungan antara tingkat keparahan penyakit Covid-19 dan golongan darah pasien. Kini, para peneliti memvalidasi pengamatan tersebut. Mereka menemukan beberapa protein darah secara kausal terkait dengan peningkatan risiko rawat inap dan kematian akibat Covid-19.

Beberapa studi observasional paling awal yang keluar dari Wuhan pada 2020 menunjukkan korelasi antara golongan darah dan risiko penyakit serius akibat infeksi virus SARS-CoV-2. Pengamatan umum adalah mereka yang bergolongan darah A tampaknya memiliki risiko rawat inap dan kematian yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan golongan darah O.

Baca Juga

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Genetics menawarkan wawasan paling jelas tentang hubungan kausal antara golongan darah dan tingkat keparahan Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode analitik yang disebut pengacakan Mendelian untuk menilai hubungan antara varian gen yang mengatur kadar protein darah dan hasil penyakit Covid-19.  

“Dalam penelitian kami, kelompok-kelompok itu ditentukan kecenderungan genetik mereka terhadap tingkat protein darah yang berbeda, memungkinkan penilaian arah kausal dari tingkat protein darah tinggi hingga keparahan Covid-19 sambil menghindari pengaruh efek lingkungan,” kata rekan penulis pertama pada studi baru Vincent Millischer dilansir New Atlas, Kamis (10/3/2022).

Para peneliti menyaring lebih dari 3.000 protein darah, sementara tingkat keparahan Covid-19 ditentukan oleh rawat inap atau kematian. Salah satu temuan utama adalah hubungan kausal antara keparahan Covid-19 dan enzim yang dikenal sebagai ABO, yang menentukan golongan darah seseorang.

Peneliti dari King's College London, Christopher Hübel mengatakan penelitian baru tidak menyelidiki hubungan antara golongan darah tertentu dan tingkat keparahan Covid-19. Namun, penelitian menunjukkan temuan ABO memvalidasi studi observasional sebelumnya yang menghubungkan golongan darah A memiliki peningkatan risiko Covid-19.

"Enzim membantu menentukan golongan darah seseorang dan penelitian kami telah menghubungkannya dengan risiko rawat inap dan kebutuhan bantuan pernapasan atau kematian," ujar Hübel, yang merupakan penulis terakhir studi tersebut.

Hübel menjelaskan studi ini tidak menghubungkan golongan darah yang tepat dengan risiko Covid-19 parah, tetapi karena penelitian sebelumnya telah menemukan proporsi orang yang bergolongan darah A lebih tinggi pada individu yang positif Covid-19, maka ini menunjukkan golongan darah A lebih mungkin menjadi kandidat studi lanjutan.

Ada sejumlah faktor risiko di luar golongan darah yang diketahui berperan dalam tingkat keparahan Covid-19, mulai dari usia hingga penyakit yang sudah ada sebelumnya. Jadi temuan ini seharusnya tidak menjadi perhatian bagi mereka yang bergolongan darah A.

Sebagai gantinya, temuan ini membantu peneliti menyelidiki jalur terapi baru untuk dmembantu mengobati Covid-19. Sebagai contoh, beberapa protein darah diidentifikasi dalam penelitian sebagai penyebab terkait penurunan risiko penyakit parah.

Protein ini, yang dikenal sebagai molekul adhesi, berperan dalam interaksi antara sel imun dan pembuluh darah. Para peneliti berhipotesis molekul adhesi ini dapat membantu memoderasi tingkat keparahan Covid-19 tahap akhir dan dimungkinkan mengubah penemuan ini menjadi terapi mencegah pasien yang sakit memburuk di rumah sakit.

“Dari 1.000 protein darah, kami menguranginya menjadi sekitar 14 yang memiliki beberapa bentuk hubungan sebab akibat dengan risiko Covid-19 yang parah dan menyajikan jalan berpotensi penting untuk penelitian lebih lanjut,”kata penulis terakhir dalam studi, Gerome Breen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement