Rabu 09 Mar 2022 19:38 WIB

CDC: Covid-19 Mungkin akan Jadi Virus Musiman

CDC mulai memberikan pelonggaran terhadap pemakaian masker.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
CDC berharap Covid 19 akan menjadi virus musiman.
Foto: www.freepik.com
CDC berharap Covid 19 akan menjadi virus musiman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dr Rochelle Walensky berharap Covid 19 akan menjadi virus musiman. "Saya berharap mungkin akan menjadi virus musiman," ujarnya kepada NBC News, seperti dilansir dari laman Fox News, Rabu (9/3/2022).

Walensky juga mengatakan, orang Amerika harus mengantisipasi mereka perlu memakai masker lagi namun tidak selalu diperlukan. Badan tersebut bergerak untuk melonggarkan pembatasan masker untuk sebagian besar AS pada akhir bulan lalu.

Baca Juga

"Kami mungkin ingin lebih waspada selama beberapa musim," ujarnya.

Ia mengatakan selama musim pernapasan, jika keadaan meningkat, mereka ingin memakai masker lagi. Hal ini untuk melindungi dari flu dan dari Covid dan dari semua penyakit pernapasan lainnya.

Menurut data dari Universitas Johns Hopkins, AS melaporkan 67.516 kasus virus corona baru dan 1.686 kematian baru. Angka-angka itu sangat turun dari lonjakan varian omicron di bulan Januari. Meskipun data CDC menunjukkan varian tersebut masih merupakan 99,9 persen dari kasus baru.

Walensky mengatakan masih belum jelas apakah orang akan membutuhkan suntikan penguat Covid 19 tambahan selama tahun depan. Dalam kebalikan dari sikap badan PBB sebelumnya, sebuah kelompok ahli yang dibentuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mereka sangat mendukung akses mendesak dan luas ke dosis booster.

Dalam sebuah pernyataan, organisasi itu mengatakan kelompoknya menyimpulkan bahwa imunisasi dengan vaksin Covid 19 resmi memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap penyakit parah dan kematian. Dengan penguat sangat penting bagi mereka yang berisiko penyakit parah.

Tahun lalu, direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan moratorium dosis booster, dengan alasan ketidakadilan vaksin. CDC melaporkan 95,3 juta orang Amerika telah menerima dosis booster.

WHO mengatakan terus memantau penyebaran omicron dan munculnya varian baru, dengan vaksin yang kemungkinan perlu diperbarui di masa depan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement