Selasa 08 Mar 2022 23:23 WIB

Orang Dewasa Berpostur Tinggi Lebih Besar Risikonya Kena Kanker Kolorektal, Kok Bisa?

Tubuh yang lebih tinggi merupakan faktor risiko kanker kolorektal.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Calon penumpang KRL antre memasuki Stasiun Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/11/2021). Orang dengan postur tinggi lebih berisiko kanker kolorektal.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Calon penumpang KRL antre memasuki Stasiun Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/11/2021). Orang dengan postur tinggi lebih berisiko kanker kolorektal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memiliki postur tubuh yang tinggi kerap dipandang sebagai sesuatu yang positif dan diimpikan banyak orang. Namun, di balik itu, tubuh yang tinggi ternyata bisa memberi petunjuk mengenai risiko kanker kolorektal pada orang dewasa.

Hal ini diungkapkan oleh para ahli dari Johns Hopkins Medicine setelah mempelajari 280.660 kasus kanker kolorektal. Mereka juga mempelajari 47 studi yang berkenaan dengan kanker kolorektal.

Baca Juga

Para ahli juga menganalisis data dari 1.459 individu yang menjalani kolonoskopi. Hal ini dikerjakan agar para ahli bisa mengeksplorasi kemungkinan adanya hubungan antara kanker dengan bakteri yang menempel di dinding usus, yaitu biofilm.

Berdasarkan penelitian ini, tim peneliti mendapati bahwa orang dewasa bertubuh tinggi memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami kanker kolorektal atau memilki polip usus yang bisa berkembang menjadi ganas. Pada individu dengan tubuh yang paling tinggi, peningkatan risikonya bahkan mencapai 24 persen lebih tinggi.

Setiap penambahan tinggi badan sebanyak 10 cm turut diikuti dengan peningkatan risiko kanker sebanya 14 persen. Kondisi tersebut juga diikuti dengan peningkatan kemungkinan memiliki adenoma sebesar enam persen.

"Studi ini menambah bukti bahwa tubuh yang lebih tinggi merupakan faktor risiko yang kerap terlewatkan, dan patut dipertimbangkan ketika mengevaluasi atau memberikan rekomendasi skrining kanker kolorektal pada pasien," ungkap associate professor dari Divisi Gastroenterologi Johns Hopkins Medicine Gerard Mullin MD, seperti dilansir Times Now News, Selasa (8/3/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement