Senin 07 Mar 2022 14:42 WIB

Konsumsi Produk Susu Bisa Memperburuk Penyakit Sklerosis

Protein spesifik pada susu bisa membuat gejala sakit sklerosis menjadi lebih buruk.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Protein spesifik pada susu bisa membuat gejala sakit sklerosis menjadi lebih buruk.
Foto: Pxhere
Protein spesifik pada susu bisa membuat gejala sakit sklerosis menjadi lebih buruk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama beberapa dekade, pasien sklerosis ganda kerap mengeluh konsumsi produk susu dapat memperburuk gejala penyakitnya. Kini, para peneliti dari Universitas Bonn dan Universitas Erlangen-Nuremberg di Jerman menjelaskan bagaimana hal itu terjadi.

"Kami mendengar berulang kali dari pasien sklerosis ganda bahwa mereka merasa lebih buruk ketika mengonsumsi susu, keju cottage, atau yogurt. Kami tertarik pada penyebab korelasi ini," kata peneliti Stefanie Kürten yang mengerjakan studi tersebut sejak 2018.

Baca Juga

Pada tubuh pengidap sklerosis ganda, sistem kekebalan tubuhnya menggerogoti lapisan pelindung saraf dan mengganggu komunikasi antara otak dan tubuh. Beberapa gejala yang mungkin terjadi yakni hilangnya penglihatan, nyeri, rasa lelah, dan gangguan koordinasi. 

Tim ilmuwan menemukan protein spesifik susu sapi dapat memicu sel-sel kekebalan yang diketahui merusak neuron pasien sklerosis ganda (disebut juga multiple sclerosis atau MS). Langkah pertama menuju hasil itu adalah mencermati unsur-unsur dalam susu.

Pada sejumlah percobaan tikus, para peneliti menemukan unsur bernama kasein adalah penyebab utama, tapi pengamatan itu hanya menegaskan korelasinya. Para peneliti sangat tertarik pada bagaimana protein susu spesifik itu dapat memicu kerusakan saraf terkait MS.

Peneliti lain dalam studi, Rittika Chunder, menjelaskan hipotesis awal bahwa kasein memicu respons imun yang salah arah. Itu berarti kasein harus menyerupai antigen yang sama yang menyebabkan sel-sel kekebalan salah menargetkan sel-sel otak yang sehat.

"Kami membandingkan kasein dengan molekul berbeda yang penting untuk produksi mielin. Dalam prosesnya, kami menemukan protein yang disebut MAG, terlihat sangat mirip dengan kasein dalam beberapa hal," ujar Chunder, dikutip dari laman New Atlas, Senin (7/3/2022).

Kemiripannya sampai membuat antibodi terhadap kasein juga aktif melawan MAG pada hewan laboratorium. Setelah temuan itu, langkah terakhir peneliti adalah menetapkan bahwa respons autoimun yang dipicu kasein ini benar-benar terjadi pada manusia.  

Untuk menyelidikinya, para peneliti melihat bagaimana antibodi kasein berperilaku di jaringan otak manusia. Hipotesis telah diverifikasi lantaran antibodi kasein melakukan agregat dalam sel-sel otak yang bertanggung jawab untuk produksi mielin. 

Selain itu, para peneliti menemukan sel B kekebalan yang diambil dari pasien MS sangat sensitif terhadap kasein. Studi akhirnya menyimpulkan hubungan antara susu dan gejala MS adalah karena protein kasein dalam susu memicu masuknya antibodi imun.  

Sel-sel kekebalan ini secara keliru menyerang sel-sel tertentu di otak karena kemiripan protein MAG dengan kasein. Para peneliti menggarisbawahi bahwa mekanisme tersebut hanya mungkin terjadi pada orang dengan alergi susu yang sudah diidap sebelumnya.  

Tim tersebut kini sedang mengembangkan tes untuk pasien MS supaya dapat mengidentifikasi kerentanan mereka terhadap alergi kasein. Pada tes mandiri itu, pasien dapat memeriksa apakah mereka membawa antibodi yang sesuai terkait alergi produk susu

Para ilmuwan pun masih mendalami peran sensitivitas kasein dalam perkembangan MS alias sklerosis ganda. Menurut peneliti, alergi kasein saja tidak cukup bagi seseorang untuk mengembangkan MS karena ada beberapa faktor risiko lain yang mendasarinya. Studi telah diterbitkan di jurnal PNAS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement