Jumat 18 Feb 2022 01:29 WIB

Covid-19 Hancurkan Layanan Kesehatan Hingga 90 Persen Negara

Gangguan layanan kesehatan dasar terjadi di 92 persen dari 129 negara

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Seorang pasien Afghanistan yang terinfeksi COVID-19 terbaring di tempat tidur di unit perawatan intensif Rumah Sakit Penyakit Menular Jepang Afghanistan, di Kabul, Afghanistan, Senin, 7 Februari 2022.
Foto: AP/Hussein Malla
Seorang pasien Afghanistan yang terinfeksi COVID-19 terbaring di tempat tidur di unit perawatan intensif Rumah Sakit Penyakit Menular Jepang Afghanistan, di Kabul, Afghanistan, Senin, 7 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis survei tentang dampak pandemi Covid-19 pada Senin (7/2/2022). Hasil dari survei itu menunjukan gangguan dalam layanan kesehatan dasar seperti program vaksinasi dan pengobatan penyakit seperti AIDS dilaporkan terjadi di 92 persen dari 129 negara.

Survei ini dilakukan pada November-Desember 2021. Hasilnya menunjukkan layanan berdampak parah dengan sedikit atau tidak ada peningkatan dari survei sebelumnya pada awal 2021. "Hasil survei ini menyoroti pentingnya tindakan segera untuk mengatasi tantangan utama sistem kesehatan, memulihkan layanan, dan mengurangi dampak pandemi Covid-19,"  kata WHO dalam sebuah pernyataan.

Perawatan darurat, yang mencakup layanan ambulans dan UGD, sebenarnya memburuk. Hasil survei terbaru menunjukan 36 persen negara melaporkan gangguan dibandingkan 29 persen pada awal 2021 dan 21 persen pada survei pertama pada 2020.

Operasi elektif seperti penggantian pinggul dan lutut terganggu di 59 persen negara dan kesenjangan untuk perawatan rehabilitatif dan paliatif dilaporkan di sekitar setengahnya. Pernyataan WHO mengaitkan skala gangguan dengan masalah sistem kesehatan yang sudah ada sebelumnya serta penurunan permintaan perawatan.

Waktu survei yang dilakukan bertepatan dengan lonjakan kasus Covid-19 di banyak negara pada akhir tahun 2021 karena varian Omicron yang sangat menular. Kondisi itu menambah beban tambahan di rumah sakit.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement